Yogyakarta | EGINDO.co – Keberadaan tari klasik gaya Yogyakarta tidak akan dapat dilepaskan dari keberadaan Kraton Yogyakarta dan masyarakatnya, karena semua ini lahir di dalam Kraton dan mengalami perkembangan secara turun menurun. Salah satunya tari Klono Rojo yang merupakan sebuah tarian klasik Yogyakarta yang menceritakan seorang raja yang sedang berhias diri (klono) yang kemudian muryani busono, karena sedang jatuh cinta kepada seorang putri yang cantik jelita.
Tarian ini ditarikan pada Pagelaran Pariwisata di Bangsal Srimanganti yang merupakan sebuah acara rutin yang digelar setiap hari Kamis berupa Javanese Music (Gamelan) or karawitan plus 1 classic dance yang bertujuan sebagai tontonan bagi wisatawan lokal maupun asing yang datang mengunjungi Kraton Yogyakarta. Selain itu, pagelaran ini sebagai tempat dan sarana ekspresi bagi seniman-seniman Yogyakarta
Kali ini merupakan persembahan dari Sekolah Karawitan Kraton yang latihannya di Ndalem Kaneman setiap hari Rabu sore yang beralamat Jl. Kadipaten Kidul No 44, Kadipaten Kraton, Kota Yogyakarta, DIY 55132. Tempat ini dibangun tahun 1855 pada masa pemerintahan HB V. Tempat ini sering digunakan sebagai kegiatan kursus menari yang dikelola Yayasan Siswo Among Bekso.
Klono Rojo merupakan tarian yang diciptakan oleh KRT. Soenartomo Tjondroradono pada tahun 1972, bersamaan dengan disusunnya tari Klana Alus dan Golek Kenyo Tinembe oleh KRT Sasmintodipuro. Beliau KRT. Soenartomo Tjondroradono pernah bersamaan dengan S. Ngaliman Tjondropangrawit mengunjungi USA bersama, dimana KRT. Soenartomo Tjondroradono membawakan tarian Klono Topeng spesialisnya dan S. Ngaliman membawakan Tari Gunungsari alusannya.
Â
Secara umum Klono Rojo memang berbeda dengan Klono Alus, secara mudah untuk membedakan keduanya dengan melihat busana yang dikenakan dimana Klono Alus pada bagian kepala ada bulunya, seperti tari golek jaman sekarang, serta geraknya, dimana Klono Rojo ketika mengangkat kakinya lebih tinggi.
Komposisi gerak tarian ini diawali dengan maju gendhing dengan pola lantai selalu bentuknya Y, dimana geraknya di tengah kemudian samping kanan dan samping kiri. Gerak maju gendhingnya menggunakan kinantang, ulap-ulap yang kemudian dilanjutkan dengan gerak muryani busono sampai selesainya tarian ini.
Ragam gerak Tari Klana Raja adalah sebagai berikut:
1 | Sembahan | : | Kedua tangan bertemu empat jari rapat, ibu jari tegak menempel pada lobang hidung |
2 | Sembahan jengkeng | : | Diawali dengan kedua tangan ke depan arah dada kemudian mempertemukan kedua tangan pada posisi jari-jari rapat, ibu jari menempel lobang hidung |
3 | Kinantang Raja | : | Ragam baku tari klana raja dengan posisi tangan kiri memegang sampur diletakkan sejajar dengan kepala samping kiri, tangan kanan memegang ujung keris. Posisi badan condong ke kiri (berat badan di kaki kiri) |
4 | Ulap-ulap kanan miring |
: | Posisi tangan kanan di depan kening, pandangan lurus ke arah depan, tangan kiri ngepel siku |
5 | Ulap-ulap methok kiri |
: | Posisi tangan kiri di depan kening, arah pandangan ke depan badan hadap depan, tangan kanan ngepel siku di samping pinggang |
6 | Miling-miling | : | Posisi tangan simetris metenteng (siku) di samping kiri dan kanan badan |
7 | Etung-etung | : | Posisi badan hadap depan tangan kanan telunjuk membentang kanan, tangan kiri membuka posisi sejajar dengan bahu |
8 | Engkrang | : | Posisi catok sampur kedua-duanya, ngoyog kanan encot kanan, seblak kiri ngunus kiri (catok) sampur kiri |
9 | Keplok asta | : | Diawali dengan posisi kedua tangan ngepel sejajar di depan pinggul (hitungan satu) pergantingan tangan kiri berada di atas tangan kanan |
10 | Usap rawis | : | Gerak membasuh kumis. Tangan kiri nyempurit, tangan anan ngruji. Gerak mengayun dari posisi bawah ke atas di sekitar kumis |
11 | Atrap jamang | : | Posisi tangan kanan nyempurit di samping kanan kening, tangan kiri di depan muka , pandangan ke kanan kiri |
12 | Miwir – bara | : | Posisi kedua tangan menengadah, digerakkan ke kanan dan kiri sesuai dengan gerak badannya. |
13 | Lembehan asta | : | Tangan kanan posisi nyempurit tangan kiri miwir sampur, tangan kanan bergantian gerak ke kanan dan kir |
14 | Atur-atur | : | Tangan kiri tegak lurus posisi membuka jari hadap ke arah muka, tangan kanan memegang ujung siku kiri |
15 | Menjangan ranggah | : | Kedua tangan saling bertemu (berhadapan) dengan posisi jari- jari membuka . Posisi tangan di depan muka |
16 | Sekar suwun | : | Posisi tangan kiri di atas sejajar dengan muka, tangan kanan di bawah samping pinggul |
17 | Ngilo | : | Posisi kedua tangan memegang sampur. Arah di depan badan tidak menutup muka sehingga terlihat dari depan |
18 | Tayungan | : | Gerak berjalan dengan posisi tangan kanan nyempurit, tangan kiri miwir sampur. Ketika berjalan kaki kanan tangan kanan di depan, berjalan kaki kiri kedepan tangan kanan menutup ke depan |
Â
Busana yang dikenakan pada Tari Klana Raja berupa tropong, sumping mangoro sama dengan jamangnya yaitu kalung tanggalan, kaweng dimana jarik yang dipakai mempunyai motip parang barong gordo atau parang rusak gordo yang mana ini bisa di pakai dua-duanya akan serasi. Riasan yang dipakai menggunakan riasan gagahan yang didominasi warna merah dan yang jelas lebih tebal dibandingkan dengan Klono Alus, mulai dari brengos (kumis) sampai dengan alis, semuanya tebal.
Gending yang mengiringi memakai Long Gadung. Antara Klono Rojo satu dengan yang lain memang iringan gendhingnya bisa berbeda sesuai dengan creator tarinya, tapi rata-rata yang sering digunakan untuk tarian ini memakai gendhing Juru Demung dan Long Gadung. Sebuah tari klasik gaya Yogyakarta yang membawakan sebuah spirit kegagahan yang tersampaikan kepada para wisatawan lokal maupun manca negara yang kebetulan datang dan menyaksikan di Bangsal Srimanganti, dan yang paling membanggakan para penonton lokalnya banyak sekali para remaja, karena ditangan mereka nantinya seni budaya ini diteruskan sampai kapanpun.
Â
Sumber : Budaya Jawa
Â
Â