Kesehatan Mental Dan Kita

ilustrasi
Kesehatan mental

Oleh: Fatimahhakki Salsabela M, S.Psi

Sehatkah mental kita? Pertanyaan ini acapkali dipertanyakan. Orang yang sering ragu-ragu, penakut, pencemas selalu diidentikkan tidak sehat mentalnya. Anggapan ini tidak bisa diterima sepenuhnya benar. Mental merupakan kondisi kejiwaan dari seseorang. Banyak faktor yang memengaruhi mental seseorang, mulai dari kondisi lingkungan dimana seseorang itu berada sampai kepada kondisi keturunan dari seseorang itu.

Dalam masyarakat awam dikenal bermental baja. Artinya, memiliki jiwa yang tangguh, kuat. Bermental baja hanya sebuah istilah yang sesungguhnya lebih kepada kondisi suasana hati atau kejiwaan. Kegelisahan hati dialami semua usia dengan tingkat yang berbeda beda. Namun, sebuah Studi Kesehatan Mental Singapura menemukan, 1,2 persen dari populasi orang dewasa di Singapura telah menderita gangguan kejiwaan selama masa hidup mereka. Studi itu melihat yang paling banyak terjadi pada berusia 18 hingga 34 tahun atau masa remaja atau masa transisi dari masa kanak kanak kepada masa dewasa.

Mengutip pendapat Dr Mok Yee Ming, konsultan senior dan kepala Departemen Kesehatan Umum (IMH) Institute of Mental & Head, Mood Disorders Unit, mengatakan dari sekian banyak penyebabnya, paling dominan faktor genetika dan lingkungan.

Bisa diterima faktor dominan itu adalah lingkungan karena kondisi suasana hati berhubungan dengan dimana seseorang itu berada. Lingkungan berhubungan langsung dengan suasana hati seseorang. Suasana hati akan meningkatkan energi, pemikiran, ekspresi dan ide ide. Menciptakan lingkungan yang membuat suasana hati nyaman, tenang dan bahagia membuat mental sehat. Jiwa yang tenang menghilangkan depresi, meningkatkan energi, menghilangkan perasaan sedih.

Baca Juga :  China Berdoa Untuk Kesehatan Saat Covid-19 Meningkat

Sebaliknya suasana hati yang tidak nyaman, tidak tenang membuat aktivitas terganggu, sulit konsentrasi, sukar tidur dan nafsu makan hilang. Pengobatan yang bisa dilakukan pertama mencari penyebab suasana hati tidak nyaman, tidak tenang dan tidak bahagia. Mencari penyebabnya satu tindakan terapi psikososial dan dibantu dengan obat secara medis.

Tentu ketika diketahui penyebab suasana hati tidak nyaman, tidak tenang dan tidak bahagia maka tindakan selanjutnya memberikan obat penenang sebagai perawatan untuk fase tertentu akan tetapi terapi psikososial harus diutamakan.

Terapi psikososial dapat membantu pasien mengenali gejala awal, sehingga mereka dapat mencari pengobatan yang tepat. Pasien harus bisa mengidentifikasi pemicu mengapa suasana hatinya tidak nyaman, tidak tenang dan tidak bahagia. Tentunya berhubungan dengan gaya hidup dari seseorang itu. Gangguan jiwa atau suasana hati yang tidak normal signifikan dengan kesehatan mental.

Kesehatan mental mengacu pada kesejahteraan psikologis dan emosional seseorang. Memiliki kesehatan mental yang baik penting membantu menjalani kehidupan bahagia dan sehat. Setiap orang pasti mengalami tekanan hidup atau dalam kondisi tertekan dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan tertekan harus dihilangkan dalam upaya menjaga kesehatan mental.

Baca Juga :  Kanada, Usulkan Peringatan Kesehatan Pada Rokok Individu

Secara sederhana dapat diidentifikasi yang membuat seseorang kondisi jiwanya tidak normal dan bila diketahui maka seseorang itu (kita) dapat menormalkan kondisi jiwa sehingga mental menjadi sehat.

Pertama adanya gangguan suasana hati. Gangguan ini membuat perasaan sedih atau kebahagiaan yang ekstrem atau fluktuasi dari kebahagiaan ekstrem ke kesedihan ekstrem. Gangguan suasana hati yang ekstrem ini perlu dicermati karena bisa depresi.

Kedua, gangguan kepribadian dimana terjadi gangguan berpikir, berperilaku dan menunjukkan emosi ekstrem dan tidak fleksibel menyebabkan kesusahan yang memengaruhi kerja dan hubungan sosial. Pada tahap berikutnya gangguan kepribadian merasa sulit mengubah perilaku atau beradaptasi dengan situasi berbeda.

Ketiga, gangguan kecemasan ketika berada pada satu lingkungan dimana kecemasan merespons situasi tertentu, ada rasa takut berlebihan dan panik. Kondisi tubuh berkeringat meskipun udara tidak panas, detak jantung cepat. Gangguan kecemasan ini satu tanda kesehatan mental terganggu.

Keempat, gangguan makan dimana ditandai dengan cemas dengan makanan tertentu. Orang dengan kelainan makan berbaur emosi yang terkait dengan takut naiknya berat badan atau kelebihan berat badan sehingga psikososial muncul yakni nervosa ketika acara makan di pesta atau di restoran dan lainnya.

Kelima, gangguan psikotik menyebabkan seseorang berhalusinasi dan mengalami gambar, suara dan delusi yang tidak nyata. Gangguan psikotik menyimpangkan kesadaran dan pemikiran. Kondisi ini satu tanda kesehatan mental terganggu.

Baca Juga :  Kesepakatan Elon Musk Untuk Membeli Twitter Dalam Bahaya

Keenam, gangguan Obsessive Compulsive Disorde (OCD) dimana seseorang menderita pikiran atau ketakutan yang terus-menerus menyebabkan melakukan hal-hal berulang. Hal ini berpengaruh kepada aktivitas sehari-hari seperti bekerja.

Ketujuh, gangguan kecanduan, dimana seseorang tidak dapat menahan dorongan atau impuls mereka untuk melakukan sesuatu yang bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain. Kondisi ini menandakan kesehatan mental yang terganggu.

Kedelapan, gangguan stres pascatrauma dimana seseorang memiliki perasaan takut, kecemasan dalam waktu lama akan suatu peristiwa traumatis. Tentu akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan ini kesehatan mental yang tidak sehat.

Kesembilan, gangguan sindrom respons stres dimana seseorang memiliki gejala emosional atau perilaku dalam menanggapi peristiwa atau situasi yang membuat dirinya stres terus menerus.

Kesepuluh, gangguan seksual dimana mempengaruhi hasrat, kinerja dan perilaku seksual seseorang. Gangguan seksual masuk dalam kesehatan mental yang tidak sehat.

Semua kondisi kesehatan mental yang tidak sehat itu memiliki penyebab tersendiri dari seseorang maka harus ditemukan penyebabnya dan apa bila telah ditemukan perlu dilakukan tindakan terapi psikososial dan dibantu dengan obat untuk mempercepat penyembuhan secara medis.

***

Penulis adalah sarjana Fakultas Psikologi UMA Medan dan kini mahasiswa pasca sarjana ilmu psikologi

 

Bagikan :
Scroll to Top