Jakarta | EGINDO.co –Permasalahan kemacetan di daerah perkotaan menjadi fenomena yang menarik dan sulit diatasi karena berbagai faktor yang pelik, antara lain : populasi penduduk, dan kendaraan yang tidak terkendali akibat dari dampak sistem urbanisasi. Dikatakan Budiyanto selaku Pemerhati masalah transportasi dan hukum.
Lapangan pekerjaaan formal dan informal menjadi magnet atau daya tarik tersendiri bagi masyarakat pada umumnya untuk mengadu nasib atau mengembangkan karir atau kemampuan di Perkotaan. Perubahan dan peningkatan status sosial menjadi cita- cita masyarakat pada umumnya,”ujar Budiyanto.
Fenomena ini menjadi problem tersendiri bagi daerah perkotaan karena dengan padatnya bangunan- bangunan perkantoran, area bisnis dan problem perumahan dan fasilitas pendukungnya antara lain adalah masalah prasarana jalan untuk mendukung sarana transportasi,”tegasnya.
Aktivitas dan akselerasi manusia tidak lepas dari masalah transportasi, hanya yang menjadi kendala tadi bahwa wilayah perkotaan yang wilayah atau luasnya terbatas sudah dipenuhi oleh bangunan – bangunan perkantoran, bisnis, properti hotel dan penujang lainya. Harga tanah menjadi mahal dan aksessbilitas untuk mendapatkan sangat sulit,”ucapnya.
Inilah salah satu faktor yang berimbas pada sulitnya untuk membangun jaringan jalan yang ideal di wilayah perkotaan, karena secara jujur bahwa perencanaan kota ( RT/RW ) kadang – kadang terlambat untuk mengantisipasinya, kita sendiri kadang – kadang tidak sadar atau mengabaikan bahwa semua aktivitas manusia memerlukan sarana transportasi dan prasarana pendukungnya berupa jalan,”kata Budiyanto.
Dikatakan Budiyanto kepada EGINDO.co melalui pesan singkatnya, Beberapa referensi yang telah ada, pada umumnya menggambarkan bahwa total luas jaringan dengan total luas daerah perkotaan masih jauh dari ukuran ideal.
Kondisi ideal luas jaringan jalan dengan luas wilayah perkotaan antara 10 – 30 % ( Banister and Hill 1981 ). sebagai contoh di wilayah DKI Jakarta, data yang dapat diakses baru berkisar 6 sampai dengan 7 % dari wilayah DKI Jakarta.
Siapapun yang menjadi pimpinan daerah – daerah perkotaan akan mengalami problem yang sama dalam menyediakan atau membangun jaringan jalan yang ideal untuk mendukung akselerasi aktivitas manusia. Padahal hakekat hidup atau aktivitas manusia tidak lepas dari masalah – masalah yang namanya transportasi.
Lahan tanah yang terbatas dengan harga yang tinggi menjadi kendala untuk membangun jalan – jalan baru, belum lagi masalah tata ruang yang kadang – kadang berubah – ubah menambah permasalahan menjadi rumit, sehingga dampak masalah – masalah lalu lintas berupa kemacetan tidak dapat dihindari.
Langkah – langkah mengatasi kemacetan pada umumnya sudah dilakukan dalam bentuk pembatasan lalu lintas, antara lain dalam skema three In one, Ganjil Genap, pembatasan waktu operasional kendaraan berat dan lain – lain, tapi kenyataannya problem tersebut belum dapat teratasi dengan baik.
Dalam jangka panjang dan bertahap perlu ada pembangunan atau penyediaan lapangan kerja dan pembangunan fasilitas pendukung secara seimbang ( Perkotaan dan Pedesaan ), sehingga urbanisasi dapat ditekan. Tidak semua kemudian bermimpi untuk ke daerah perkotaan untuk merubah nasib, sehingga menimbulkan problem tersendiri antara lain adalah masalah lalu lintas,”tutup Budiyanto.@Sn