Kementerian ESDM: 1,28 Juta Rumah Tangga Belum Teraliri Listrik

Kantor kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta Pusat. (Foto: Fadmin Malau)
Kantor kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta Pusat. (Foto: Fadmin Malau)

Jakarta | EGINDO.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan ada sebanyak 1,28 juta rumah tangga (RT) di Indonesia yang belum teraliri listrik. Diperkirakan untuk membangun aksesnya diperlukan investasi hingga Rp 50 triliun. Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan di Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (30/6/2025).

Katanya data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah rumah tangga (RT) yang sudah teraliri listrik di Indonesia per triwulan I 2025 mencapai 86.598.260 atau sekitar 98,51%. “Bisa kita petakan rumah tangga belum berlistrik itu ada sekitar 1,28 juta rumah tangga ada di Aceh, ada di Sumut dan seterusnya,” kata Jisman.

Menurutnya, berdasarkan data rasio elektrifikasi (RE), tercatat daerah dengan akses listrik di atas 99% ada sebanyak 17 provinsi. Kemudian daerah dengan rasio antara 90-99% ada sebanyak 15 provinsi, dan daerah dengan rasio di bawah 90% ada 6 provinsi. Untuk menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) tersebut, pemerintah sendiri berencana menjalankan sejumlah program. Program tersebut antara lain listrik pedesaan (lisdes), peningkatan jam nyala 24 jam/h di 420 lokasi, serta Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Total anggaran yang dibutuhkan diproyeksikan mencapai Rp 50 triliun.

Program pertama yakni lisdes, Jisman menjelaskan, pihaknya telah meminta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN untuk melakukan pemetaan atas lokasi desa hingga dusun yang belum mendapat akses listrik. Total sudah ada 10.068 lokasi yang terdata tidak mempunyai akses listrik. Lalu untuk peningkatan layanan jam nyala 24 jam/h, dibutuhkan dana investasi sekitar Rp 5,5 triliun. Terakhir, untuk program BPBL dibutuhkan investasi sekitar Rp 2,25 triliun. Dengan demikian, bila diakumulasikan ketiga program ini totalnya mencapai Rp 50 triliun untuk periode 2025-2029.@

Bs/timEGINDO.com

Scroll to Top