Jakarta|EGINDO.co Pemerintah tengah menyiapkan lahan seluas 10 ribu hektare untuk tanam kedelai. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya menghentikan ketergantungan terhadap kedelai impor.
“Gerakan tanam kedelai harus terus digairahkan kembali. Sehingga ketersediaan kedelai melimpah dan harganya murah, dan dapat menekan impor kedelai,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan resmi, Jumat (2/6/2023).
Mentan mengatakan, tahu, tempe, hingga kecap merupakan makanan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sehingga kedelai sudah menjadi salah satu komoditas yang paling dibutuhkan.
Akan tetapi, pemenuhannya saat ini masih dilakukan melalui impor. Sebab harganya diketahui lebih murah ketimbang produksi dalam negeri, sehingga banyak petani cenderung lebih suka menanam komoditas lain.
“Karena kedelai dari luar lebih murah, itu intinya, rakyat lebih senang tanam jagung. Kalau tanam jagung per hektare kurang lebih 5-6-7 ton per hektare, kalau tanam kedelai kita hanya kurang lebih 2-2,5 ton,” ujarnya.
“Oleh karena perbedaan harga itu kita lebih memilih jagung. Seperti itulah alasannya,” ucapnya.
Mentan mengatakan, kemandirian pemenuhan kedelai di dalam negeri akan dilakukan secara bertahap. Ia berharap target tersebut bisa tercapai dengan berlanjutnya gerakan tanam kedelai.
Sumber: rri.co.id/Sn
“Di Lampung harus menjadi bagian dari mengenergikan negara ini kekuatan pertanian. Untuk kepentingan kedelai kita,” katanya.