Kemenkeu Was-was Harga Minyak Setelah Rupiah Tembus Rp16.200

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara

Jakarta|EGINDO.co Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus mewaspadai pergerakan harga minyak di Indonesia setelah rupiah anjlok dan sempat menembus lebih dari Rp16.200 per dolar AS.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan pihaknya terus memperhatikan hal-hal tersebut karena berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.

“Kami tetap terus waspada dan beberapa variabel memang kami perhatikan dengan sangat saksama. Kami melihat bagaimana pergerakan kurs, pergerakan harga minyak di Indonesia, juga pergerakan suku bunga di tingkat dunia,” ujarnya dalam Rakorbangpus 2024, Kamis (18/4/2024).

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut pun terus pemerintah antisipasi bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Baca Juga :  Salesforce Dalam Pembicaraan Lanjutan Beli Informatica

“Kami di Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Bank Indonesia, OJK, dan juga LPS dalam konteks Komite Stabilitas Sistem Keuangan untuk menjaga stabilitas variabel-variabel yang mempengaruhi kondisi ekonomi kita,” lanjutnya.

Suahasil mengaku saat ini Indonesia tidak dapat lepas dari kondisi global yang terjadi, utamanya di Amerika Serikat (AS). Bukan hanya persoalan harga minyak dan rupiah, Sua melihat kondisi global dengan inflasi AS yang masih tinggi pun mengurungkan niat Bank Sentral di AS untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Padahal saat awal tahun ini, banyak pihak yang mengharapkan adanya penurunan suku bunga seiring dengan melandainya inflasi AS.

Serupa kondisi ekonomi di China dan Eropa, di tambah dengan konflik negara-negara di Timur Tengah yang turut mendorong kenaikan harga minyak.

Baca Juga :  Literasi Era Digital: Mengapa Menulis Tangan Masih Penting

“Konflik Israel dan Iran kita perhatikan dengan sangat serius dan kita harapkan tidak terjadi eskalasi yang berlebihan sehingga mengganggu perdagangan dunia, mengganggu sektor keuangan dunia,” ujarnya.

Adapun, pemerintah dalam APBN 2024 dengan nilai belanja Rp3.325,1 triliun telah dirancang atas asumsi dasar ekonomi makro dengan nilai tukar Rp15.000 per dolar AS. Nyatanya pada bulan keempat tahun ini, rupiah menunjukkan pelemahan yang signifikan.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Bagikan :
Scroll to Top