Jakarta|EGINDO.co Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan subvarian baru Covid-19 bernama, BN.1. Dengan adanya temuan tersebut, Kemenkes saat ini masih melakukan monitoring dan melihat pola karakter subvarian Covid-19 itu.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, Kamis (8/12/2022). “Kita perhatikan ada subvarian baru BN.1, kita nemuin sekarang ada subvarian baru, kita lihat potensinya gitu,” kata Nadia.
Nadia mengatakan, subvarian ini termasuk bagian varian Covid-19 Omicron. Ia menyebut, subvarian BN.1 muncul setelah subvarian XBB, XBB 1, lalu BQ.1 mulai mereda.
“BN. 1 subvarian baru setelah XBB 1 dan BQ.1, BN 1 sudah ada satu. Subvarian baru itu ada semua kan masih Omicron semua,” ujarnya.
Labih lanjut, Nadia menyatakan telah ditemukan satu varian yang berbeda dengan varian lain. Untuk itu, pihaknya masih terus memantau perkembangan satu varian tersebut yang dikhawatirkan menjadi penyebab peningkatan kasus.
“Kan kalau yang Pak Menteri (Kesehatan) sampaikan, varian kalau dia jenuh turun, kan XBB, XBB1 turun. Nanti kalau dia mugkin naik tiga bulan kemudian kan biasanya baru ada varian baru,” ucapnya.
“Nah kita monitor varian baru yang sekarang ini termasuk BN.1. Di beberapa negara juga sudah dilaporkan tapi dia belum ada tren peningkatan,” katanya.
Nadia menyebutkan, varian BN.1 selain Amerika Serikat, juga terdeteksi di lebih 30 negara lainnya. Termasuk Australia, Inggris, India, hingga Austria.
Sebagian besar temuan awal BN.1 di negara tersebut terjadi pada pertengahan tahun ini. Di Amerika Serikat, pada Oktober 2022 kasus BN.1 terjadi pada 1 dari 100 kasus Covid-19 di sana.
Sumber: rri.co.id/Sn