Kemasan Kertas APP Group Dukung Tujuan Keberlanjutan Industri Makanan

Kemasan Kertas APP Group
Kemasan Kertas APP Group

Jakarta | EGINDO.co – Seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan isu-isu lingkungan, permintaan akan kemasan makanan yang berkelanjutan meningkat. Penelitian kolaboratif NIQ dan McKinsey menemukan bahwa konsumen menunjukkan loyalitas yang lebih besar terhadap produk yang memiliki klaim keberlanjutan yang kuat.

Menurut Laporan Keberlanjutan CPG 2023 NIQ, sebanyak 92% pembeli memprioritaskan keberlanjutan saat memilih merek saat ini. Akibatnya, perusahaan-perusahaan di seluruh industri makanan mencari cara untuk meminimalkan jejak lingkungan mereka, yang mengarah pada pergeseran dari bahan kemasan tradisional ke alternatif yang lebih berkelanjutan. Asia Pulp and Paper (APP) Group, pemimpin global dalam industri kertas dan bubur kertas, telah menjadi yang terdepan dalam transformasi ini.

Dalam laman resmi APP Group yang dilansir EGINDO.co pada Rabu (4/9/2024) menyebutkan dengan komitmen terhadap keberlanjutan, APP Group menyediakan solusi kemasan kertas yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan industri makanan yang terus berkembang.

Baca Juga :  Regulator China Perkenalkan Banyak Pembatasan Short-Selling

Kemasan berkelanjutan tidak lagi menjadi tren; ini telah menjadi komponen penting dalam pergerakan industri makanan dan minuman menuju praktik-praktik yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Pada akhirnya, merek harus mengadopsi kemasan berkelanjutan untuk membuktikan bahwa operasi mereka tahan terhadap pengawasan konsumen. Konsumen semakin memprioritaskan kemasan yang dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali, dan dapat dibuat kompos. Ketika perusahaan menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan mengurangi jejak karbon mereka, mereka memberikan contoh untuk diikuti oleh industri lain.

Kemasan makanan tradisional, terutama terdiri dari plastik dan bahan yang tidak dapat didaur ulang, memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Sebagian besar kemasan makanan, terutama plastik, dirancang untuk sekali pakai dan sering kali berakhir di saluran air. Polusi plastik di lautan telah dinyatakan sebagai krisis planet oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mempengaruhi kehidupan akuatik dan ekosistem. Plastik berkontribusi terhadap polusi dan membutuhkan waktu berabad-abad untuk terurai, sehingga menyebabkan kerusakan jangka panjang pada ekosistem.  Kemasan yang berkelanjutan, seperti bahan berbasis kertas, menawarkan alternatif yang lebih ramah lingkungan yang mengurangi dampak lingkungan.

Baca Juga :  APP Group Dorong Inovasi Digital dalam Ajang Sinarmas Digital Day 2024

Pemerintah dan badan pengatur di seluruh dunia bergerak dalam isu ini, dan perusahaan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) serta peritel secara proaktif membuat komitmen yang berani untuk meningkatkan keberlanjutan pengemasan mereka dan memikirkan kembali sistem pengemasan mereka secara mendasar. Beban terhadap lingkungan akibat meluasnya penggunaan wadah kemasan sekali pakai telah menimbulkan tantangan terkait tingkat daur ulang dan daur ulang. Misalnya, di Amerika Serikat, pengelolaan sampah memiliki tingkat kebocoran yang relatif rendah, tetapi tingkat daur ulang untuk kemasan dan plastik layanan makanan sekitar 28 persen. Peraturan-peraturan ini bertujuan untuk mengurangi limbah plastik, mendorong daur ulang, dan meminimalkan jejak karbon dari bahan kemasan. Kepatuhan terhadap standar-standar ini menjadi penting bagi perusahaan makanan untuk mempertahankan posisi pasar mereka dan menghindari penalti.

Baca Juga :  S$500 Juta Untuk Dukung Pemulihan Pariwisata Singapura

Konsumen saat ini lebih sadar lingkungan daripada sebelumnya. Mereka lebih memilih produk dengan kemasan yang ramah lingkungan, sehingga mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan. Kemasan ramah lingkungan tidak hanya meningkatkan citra merek tetapi juga memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat akan produk yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.@

App/fd/timEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top