Jakarta|EGINDO.co Pemerhati masalah transportasi dan hukum, AKBP (Purn.) Budiyanto, S.H., S.Sos., M.H., mengungkapkan bahwa kemacetan di Jakarta telah menjadi pemandangan sehari-hari yang berdampak negatif bagi masyarakat. Kemacetan tidak hanya menyebabkan kejenuhan dan stres bagi pengguna jalan, tetapi juga menimbulkan kerugian material dan immaterial serta menurunkan produktivitas.
Menurut Budiyanto, salah satu penyebab utama kemacetan di Ibu Kota adalah pertumbuhan kendaraan bermotor yang tidak terkendali, sementara di sisi lain, hampir tidak ada peningkatan kapasitas jalan yang signifikan. Sebagai pusat pemerintahan, kegiatan politik, perkantoran, bisnis, serta perwakilan negara sahabat, Jakarta menjadi magnet bagi banyak orang. Kota ini juga menjadi pusat ekonomi yang menarik penduduk dari berbagai daerah, terutama dari kota-kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).
โSetiap hari, ribuan kendaraan dari wilayah penyangga masuk ke Jakarta. Hal ini menyebabkan jalan-jalan di Ibu Kota mengalami kelebihan kapasitas, terutama pada jam-jam sibuk di pagi dan sore hari,โ ujar Budiyanto.
Ia menambahkan bahwa solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta tidaklah mudah. Lahan yang terbatas dan harga tanah yang tinggi membuat pemerintah daerah sulit melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan atau peningkatan infrastruktur jalan. Selain itu, produksi kendaraan bermotor sulit dikendalikan karena berkaitan dengan faktor ekonomi makro, tenaga kerja, kebijakan fiskal, serta berbagai kepentingan lainnya.
Oleh karena itu, Budiyanto menekankan pentingnya komitmen pemerintah dalam mengatur kuota kendaraan bermotor untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Data kendaraan yang tersedia dapat digunakan sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan kuota kendaraan untuk setiap wilayah.
โJika pemerintah mengabaikan permasalahan ini, maka kemacetan akan menjadi bom waktu yang dapat berdampak luas. Lalu lintas bukan sekadar pergerakan orang dan barang, tetapi juga mencerminkan urat nadi kehidupan, budaya, serta modernitas suatu kota,โ tutupnya.
Kemacetan yang terus memburuk akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret dan terencana untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih baik dan berkelanjutan di Jakarta. (Sadarudin)