Jakarta | EGINDO.co -Pemerhati Masalah Transportasi dan Hukum Budiyanto mengatakan, Pertumbuhan kendaraan bermotor dengan penambahan infrastruktur jalan khususnya di DKI Jakarta sangat tidak sebanding. Pertumbuhan kendaraan bermotor bisa menyentuh 3 % sampai dengan 5 % namun di lain pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01 % sehingga masalah kemacetan tidak dapat dihindari. Berkaitan dengan jalan Gatot Subroto ke Semanggi makin macet karena pengguna jalan dari arah Bekasi – Depok – Bogor yang akan mengarah pusat Ibu kota mayoritas menggunakan Jalan Gatot Subroto baik Jalan Arteri maupun Jalan Tol.
“Upaya dalam mengurangi kemacetan di Jalan Gatot Subroto mengarah pusat Jakarta, antara lain: pertama larangan angkutan truk dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 22.00 wib, kedua: Pemberlakuan Ganjil – Genap, pagi pukul 06.00 wib sampai dengan 10.00 wib dan sore hari pukul 16.00 sampai dengan 21.00 wib,”ujarnya.
Ia katakan dari hasil pemantauan bahwa jalan – jalan di Jakarta pada jam sibuk pagi dan sore pada umumnya sudah mengalami over capacity termasuk Jalan Gatot Subroto. Langkah yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan dengan pemberlakuan Ganjil – Genap dan pembatasan operasional kendaraan besar truk ternyata belum mampu mengurai kemacetan.
“Sudah waktunya diberlakukan pembayaran dan lalu lintas dengan model ERP ( electronic road pricing ) yang sudah di wacanakan sejak tahun 2019 namun sampai sekarang belum dapat terlaksana,”tandasnya.
Dikatakan Budiyanto skema ERP ( electronic road pricing ) akan lebih efektif karena setiap kendaraan yang masuk ke Lokasi yang diberlakukan ERP wajib bayar secara otomatis melalui gerbang yang sudah dipasang Peralatan sensor. Besarnya biaya disesuaikan dengan tingkat kemacetan, berarti jalan makin macet biayanya makin tinggi. Langkah lain adalah bagaimana menata ulang transportasi umum yang betul – betul memiliki standar pelayanan minimal baik dari aspek keamanan, keselamatan, kenyamanan dan keterjangkauan.
“Transportasi umum di DKI Jakarta dari aspek kuantitas dan kualitas sebenarnya relatif sudah cukup bagus namun animo pengguna angkutan umum juga belum maksimal,”ujar Budiyanto.
Sebenarnya langkah yang sangat penting bagaimana mendorong atau merubah mindset masyarakat pengguna jalan untuk beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi umum. Inipun secara paralel harus diikuti kebijakan yang lain: Pembatasan kuota kendaraan bermotor yang diperjual belikan di Jakarta, Tarif parkir dinaikan dan dibatasi lahan parkirnya.
Pemberian fasilitas kredit kendaraan bermotor lebih selektif, pajak progresif kendaraan dinaikan. Tanpa adanya komitmen yang kuat dari para pemangku kepentingan yang bertanggung jawab dibidang lalu lintas dan angkutan jalan untuk melakukan langkah tersebut hal yang mustahil kemacetan di Jakarta dapat diatasi atau diurai.
@Sadarudin