KCIC: Kereta Cepat Tak Bising Dan Berdesain Muatan Lokal

Rangkaian kereta cepat Jakarta - Bandung
Rangkaian kereta cepat Jakarta - Bandung

Jakarta | EGINDO.com    – Pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung (KCJB) dikebut untuk mengejar target operasional pada akhir 2022.

Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, percepatan pembangunan tunnel, bridge dan stasiun terus dikejar, di mana akan dilayani empat stasiun di sepanjang 142 km jalur KA, yaitu Stasiun Halim, Karawang, Padalarang dan Tegalluar.

Selain pembangun infrastruktur fisik, saat ini rangkaian kereta atau Electric Multiple Unit (EMU) proyek KCJB sudah memasuki tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi internasional ISO 9001.

Dengan bantuan dari Operation Command Center (OCC), kata Dwiyana, EMU juga dihubungkan dengan peralatan pemantau bahaya akibat gejala alam, seperti curah hujan tinggi, angin kencang, gempa bumi, maupun obyek asing dan tahan api.

Baca Juga :  Korut Kecam Inggris Atas Penempatan Kapal Perang Di Asia

“Kereta yang digunakan lebih cepat dari kereta konvensional yang sudah ada, lebih modern. Termasuk dilengkapi dengan monitoring system di dalam kabinnya, seperti monitoring pantograf, suhu ruangan, tegangan dan arus listrik, status pintu di tiap kereta dan lain sebagainya,” ujar Dwiyana, Senin (1/11/2021).

“Selain itu material EMU dibuat fire resistance atau tahan api menyesuaikan standard yang ada,” sambungnya.

Tak hanya itu, Dwiyana menjelaskan EMU untuk KCJB dirancang mampu meminimalisir getaran dan kebisingan.

Dengan begitu penumpang dapat merasakan pengalaman menaiki kereta yang dapat melaju hingga kecepatan operasi 350 km per jam dengan nyaman.

“Kebisingan dan getaran EMU yang digunakan untuk rangkaian kereta cepat berada di level yang paling rendah atau minimum,” paparnya.

Baca Juga :  Yogyakarta Diguncang Gempa M 4,6

Lebih lanjut Dwiyana memaparkan, desain EMU yang digunakan pada KCJB nantinya memiliki muatan lokal.

Pada desain eksterior, EMU untuk proyek KCJB memiliki warna merah dan silver dengan bentuk luar yang sekilas mirip Komodo.

Hal ini tercermin pula di eksterior EMU KCJB yang menggunakan motif corak segitiga yang merepresentasikan sisik Komodo.

Warna merah pada desain eksterior EMU mengambil inspirasi dari warna Merah Putih bendera kebangsaan Indonesia.

“Muatan lokal lain yang diangkat yaitu Batik Mega Mendung,” paparnya.

Ia menyebut, batik Mega Mendung dipilih karena rute KCJB melewati area Jawa Barat yang salah satu motif khasnya adalah Batik Mega Mendung, di mana batik ini dapat dilihat pada panel di kursi penumpang yang ada di setiap kelasnya.

Baca Juga :  Menurut Majalah Forbes: Kekayaan Keluarga Widjaja Melonjak 75% pada 2024

Rencananya, akan disiapkan 11 rangkaian kereta untuk melayani penumpang yang ingin menikmati kecanggihan KCJB.

Saat ini, rangkaian kereta api cepat masih dalam tahap produksi dan direncanakan tiba di Indonesia pada Juni 2022.

Disamping produksi EMU, Dwiyana menyebutkan saat ini sedang disiapkan SDM Operasi Maintenance sebagai bentuk persiapan tahapan operation maintenance readiness.

“Termasuk juga mempersiapkan Regulasi, SOP dan Peraturan Menteri dengan Kementerian Perhubungan,” tuturnya.

Sumber: Tribunnews/Sn

 

Bagikan :
Scroll to Top