Brussels | EGINDO.co – Kanada ingin mempererat hubungan ekonominya dengan UE dan menegakkan aturan perdagangan global dalam menghadapi ancaman tarif AS, menteri perdagangannya Mary Ng mengatakan kepada Reuters pada Sabtu (8 Februari).
UE dan Kanada telah diuntungkan dari perjanjian perdagangan bebas sejak 2017, yang telah meningkatkan perdagangan bilateral hingga 65 persen, dan membentuk kemitraan bahan mentah pada 2021.
Ng bertemu dengan kepala perdagangan UE Maros Sefcovic untuk makan siang pada Sabtu setelah pertemuan dengan Ngozi Okonjo-Iweala, direktur jenderal Organisasi Perdagangan Dunia di Jenewa pada Jumat.
“Perjanjian perdagangan adalah satu hal, dan kami telah melihat angka yang sangat besar, tetapi apa lagi yang dapat kami lakukan untuk membantu bisnis Kanada memasuki salah satu dari 27 negara anggota … dan apa lagi yang dapat kami lakukan untuk hal yang sama di Kanada,” kata Ng.
Dia mengatakan mineral penting dan bisnis yang lebih kecil akan menjadi salah satu area fokus dengan UE. Uni Eropa, khususnya, sangat ingin menjalin kemitraan untuk mengamankan logam yang menjadi kunci transisi energi – kobalt, litium, dan nikel – guna mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok.
Kanada juga berupaya untuk mendiversifikasi ekspornya dan menetapkan target pada tahun 2018 untuk meningkatkan ekspor non-AS sebesar 50 persen pada tahun 2025. Ng mengatakan negara tersebut berada di jalur yang tepat untuk memenuhi atau melampaui target tersebut.
Kanada mencapai kesepakatan perdagangan dengan Indonesia pada bulan Desember dan Ekuador minggu lalu dan terus berupaya keras di kawasan Indo-Pasifik. Menteri tersebut memimpin delegasi yang mencakup lebih dari 200 bisnis ke Australia, Singapura, dan Brunei minggu depan.
“Kami berada di meja perundingan dengan negara-negara di Asia Tenggara, yaitu Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Saya membawa delegasi bisnis Kanada yang sangat besar ke Filipina pada bulan Desember, ke Indonesia, ke pasar-pasar seperti Vietnam, Malaysia, Jepang, Korea,” imbuh Ng.
Ottawa mengancam akan mengenakan bea masuk balasan dan tindakan hukum terhadap Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif terhadap Kanada dan Meksiko seminggu yang lalu dan sebelum ia menghentikan penerapannya selama 30 hari. Ng mengatakan Kanada dapat menantang Washington di WTO jika tarif diberlakukan.
“Kami akan mempertimbangkan semua opsi yang tersedia bagi Kanada karena Kanada adalah negara yang percaya pada sistem perdagangan berbasis aturan,” kata Ng.
Sumber : CNA/SL