Medan | EGINDO.com – Jika hanya atau sekadar untuk menghubungkan para caleg dengan jama’ah Muhammadiyah di semua level, peran pimpinan persyarikatan relatif tidak diperlukan. Hal itu dikatakan Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumatera Utara (Sumut), Drs. Shohibul Anshor Siregar MSi kepada EGINDO.com menanggapi keterpilihan para kadernya melalui pemilu 2024 pada lembaga legislative pusat dan daerah (Provinsi, Kabupaten dan Kota).
Dicontohkannya, orang seperti Rahmansyah Sibarani yang Ketua Umum Korwil Fokal IMM Sumut, sejak dalam kandungan ibunya yang aktivis Aisyiyah sudah menjadi warga Muhammadiyah. Saat menjadi pelajar dia aktif dalam IPM dan semasa menjadi mahasiswa anggota DPRD Sumatera Utara asal Barus ini sangat menonjol. Begitu juga tokoh lain seperti Yahdi Khair dari Batubara, Aripay Tambunan dari Labuhabatu, Rudi Alfahri, HM Subandi, M Faisal dan Defri Noval Pasaribu dan lain-lain.
Lebih lanjut Shohibul Anshor Siregar memaparkan, meski bukan aktivis yang dikenal dalam jama’ah Muhammadiyah di kota Medan, namun orang seperti Abdul Rahim Siregar dari PKS sangat akrab dengan warga persyarikatan di Tapanuli bagian Selatan. Dia, bersama Soetarto dari PDIP, malah aktif pada Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PW Muhammadiyah Sumatera Utara.
Soetarto itu malah lebih unik, jelas Shohibul Anshor Siregar. Kiprahnya di Muhammadiyah seolah tidak dia perlukan terekspose, karena baginya bermuhammadiyah itu amal pengabdian belaka dan tidak pernah memperkenalkan diri di dapilnya sebagai warga Muhammadiyah. Selain itu, menurut dosen FISIP UMSU ini, banyak orang seperti Bayu Sumantri Agung dari PAN yang karena ranah kegiatannya di daerah (Deliserdang) tidak cukup popular di tingkat wilayah. Tetapi dia istimewa, karena setelah memenangkan perebutan kursi di dapilnya untuk DPRD Kabupaten Deliserdang, dia memutuskan untuk maju bersama H Ali Yusuf Siregar menjadi paslon Bupati untuk pilkada 2024. Itu sebuah keputusan yang progresif berkemajuan.
Dalam posisi seperti itu warga Muhammadiyah tidak akan membiarkannya di lapangan. Tanpa dia minta para jama’ah akan membantu memperbanyak pemilih dan menjaga suara di TPS. Target Muhammadiyah dalam ranah politik ini ialah mendorong diapora kadernya pada lembaga publik adalah untuk memperbesar andil pengaruh persyarikatan terhadap proses perjalanan Negara-bangsa. Muhammadiyah melalui para kadernya pada ranah legislatif, eksekutif dan yudikatif ingin terus memastikan Negara makin memihak kepada rakyat dan menata kehidupan yang semakin berkeadilan, pungkas Shohibul Anshor Siregar.@
Rel/fd/timEGINDO.com