Dakar/Berlin | EGINDO.co – Jerman ingin secara intensif mengejar proyek gas dan energi terbarukan dengan Senegal, kata Kanselir Olaf Scholz pada hari Minggu (22 Mei) selama perjalanan pertamanya ke Afrika, dengan latar belakang perang di Ukraina dan dampaknya terhadap harga energi dan pangan. .
Scholz memulai tur tiga hari di Senegal, yang memiliki miliaran meter kubik cadangan gas dan diharapkan menjadi produsen gas utama di wilayah tersebut.
Jerman sedang berusaha untuk mengurangi ketergantungan berat pada Rusia untuk gas setelah invasi Kremlin ke Ukraina. Ini telah memulai pembicaraan dengan pihak berwenang Senegal tentang ekstraksi gas dan gas alam cair, kata Scholz.
“Ini adalah masalah yang perlu ditindaklanjuti secara intensif,” katanya pada konferensi pers dengan Presiden Senegal Macky Sall, menambahkan bahwa kemajuan dalam pembicaraan itu adalah kepentingan bersama kedua negara.
Scholz mengatakan Jerman juga tertarik dengan proyek energi terbarukan Senegal. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Pada hari Jumat, seorang pejabat pemerintah Jerman mengatakan Jerman dapat membantu mengeksplorasi ladang gas di Senegal.
Sall mengatakan Senegal siap bekerja untuk memasok pasar Eropa dengan LNG. Dia memperkirakan produksi LNG Senegal mencapai 2,5 juta ton tahun depan dan 10 juta ton pada 2030.
Dalam hal eksplorasi gas, pembiayaan proyek, dan pertanyaan lainnya, “semuanya terbuka, dan kami ingin bekerja sama dengan Jerman dalam konteks ini,” kata Sall.
PERANG UKRAINA
Jerman telah mengundang baik Senegal, yang saat ini menjabat sebagai ketua bergilir Uni Afrika, dan Afrika Selatan untuk menghadiri KTT G7 yang diselenggarakan pada bulan Juni sebagai negara tamu.
Kedua negara abstain dari pemungutan suara pada resolusi PBB terhadap invasi Rusia ke Ukraina, yang Moskow sebut sebagai operasi militer khusus untuk demiliterisasi tetangga yang dikatakan mengancam keamanannya.
Ukraina dan sekutunya mengatakan perang itu adalah tindakan agresi yang tidak beralasan.
Berbicara sebagai ketua Uni Afrika, Sall mengatakan banyak negara Afrika tidak ingin berpihak pada perang, sambil mengutuk invasi tersebut.
“Sangat jelas, kami menginginkan perdamaian,” katanya, “kami bekerja untuk de-eskalasi, kami bekerja untuk gencatan senjata, untuk dialog … itu adalah posisi Afrika.”
Sal mengatakan dia akan mengunjungi Moskow dan Kyiv dalam beberapa minggu mendatang.
Konflik di Ukraina, pemasok biji-bijian dan makanan utama, telah memicu gangguan pasokan yang mendorong naiknya harga pangan dan energi di Afrika.
“Saya menyatakan kepada Kanselir Scholz keprihatinan serius kami tentang dampak perang,” kata Sall, meminta bantuan internasional untuk mengurangi dampak bagi negara-negara Afrika.
Scholz akan melakukan perjalanan pada hari Minggu ke Niger, dari mana ia akan terbang ke Johannesburg pada Senin malam untuk putaran terakhir dari turnya.
Sumber : CNA/SL