Jepang Siap Vaksinasi Peserta Olympiade Melawan Covid-19

Olimpiade Tokyo
Olimpiade Tokyo

Tokyo | EGINDO.co – Jepang bersiap untuk menawarkan vaksinasi COVID-19 kepada sekitar 2.500 atlet Olimpiade dan Paralimpiade dan staf pendukung, menggunakan tembakan yang disumbangkan untuk Olimpiade di tengah kemarahan publik atas lambatnya peluncuran vaksin negara itu.

Dengan waktu kurang dari tiga bulan hingga Olimpiade dimulai, Jepang sedang berjuang untuk menahan lonjakan kasus virus Corona dan mayoritas penduduk menginginkannya dibatalkan atau ditunda untuk kedua kalinya.

Hanya sekitar 2,6 persen dari populasi Jepang yang telah divaksinasi pada saat ini, dan laporan bulan lalu bahwa atlet akan diprioritaskan memicu kemarahan di media sosial.

Namun pekan lalu, Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech, mengatakan mereka akan mendonasikan dosis vaksin COVID-19 mereka melalui Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk membantu menyuntik atlet dan delegasi mereka yang berpartisipasi di Olimpiade dan Paralimpiade.

Baca Juga :  Spurs Perkuat Skuad Dengan Mendatangkan Yves Bissouma

Pejabat di Komite Olimpiade Jepang dan komite Paralimpiade Jepang mengatakan pada Rabu (12 Mei) mereka saat ini menanyakan setiap federasi atletik berapa banyak orang yang ingin divaksinasi dan kapan ini harus dilakukan.

“Pejabat kami mengatakan kami akan memastikan bahwa kami tidak menimbulkan masalah bagi seluruh penduduk,” kata Miho Kuroda di Komite Paralimpiade Jepang.

Sebuah laporan di harian Yomiuri Shimbun mengatakan vaksinasi bisa dimulai paling cepat Juni, tetapi para pejabat mengatakan waktunya, serta rincian lainnya, seperti siapa yang akan memberikan suntikan, masih belum jelas.

Peraturan Jepang mengatakan hanya dokter atau perawat yang dapat memberikan suntikan, yang memperlambat peluncuran negara secara keseluruhan. Dokter gigi juga mendapat izin bulan lalu.

Baca Juga :  Bandara Xi'an China Tangguhkan Penerbangan Internasional

IOC, penyelenggara di Jepang dan pemerintah Jepang telah berulang kali berjanji bahwa Olimpiade akan berlangsung sesuai jadwal dari 23 Juli hingga 8 Agustus, meskipun kritik tetap merajalela baik di dalam maupun luar negeri.

Pada hari Selasa, esai New York Times berjudul “Acara Olahraga Seharusnya Tidak Menjadi Penyebar Luar Biasa” menyerukan agar Olimpiade dibatalkan.

“Saatnya mendengarkan sains dan menghentikan permainan kata berbahaya itu,” tambahnya.

Sementara Jepang terhindar dari kerusakan terparah akibat pandemi, 11.000 orang telah meninggal dan sistem medis telah sangat terganggu oleh gelombang terbaru negara itu. Tokyo mencatat 925 kasus baru pada hari Selasa.

Sumber : CNA/SL

 

Bagikan :
Scroll to Top