Tokyo | EGINDO.co – Pemerintah Jepang akan memulai pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari PLTN Fukushima Daiichi yang hancur paling cepat pada bulan Agustus setelah menerima stempel persetujuan dari badan pengawas nuklir PBB, demikian dilaporkan Nikkei.
Dalam sebuah tonggak penting untuk proses penonaktifan pembangkit listrik yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami besar pada tahun 2011, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada hari Selasa (4/7) mengatakan bahwa tinjauan selama dua tahun menunjukkan bahwa rencana Jepang untuk melepaskan air tersebut sesuai dengan standar keamanan global.
Tokyo mengatakan pada bulan Januari bahwa mereka berencana untuk mulai memompa air ke lautan “sekitar musim semi hingga musim panas” tetapi belum menentukan tanggal menunggu persetujuan resmi dari badan pengawas nuklir nasional, yang diharapkan paling cepat minggu ini.
Dengan dukungan IAEA, Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada hari Selasa bahwa negaranya akan berusaha untuk mendapatkan penerimaan baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.
Serikat nelayan lokal Jepang telah lama menentang rencana tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu akan membatalkan upaya untuk memperbaiki kerusakan reputasi setelah beberapa negara melarang beberapa produk makanan Jepang karena takut akan radiasi.
Beberapa negara tetangga juga telah menyuarakan keprihatinan atas ancaman terhadap lingkungan, dengan Beijing muncul sebagai pengkritik terbesar.
Jepang mengatakan bahwa air tersebut telah disaring untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, sebuah isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dari air. Air yang telah diolah akan diencerkan hingga di bawah tingkat tritium yang disetujui secara internasional sebelum dilepaskan ke Pasifik.
Sumber : CNA/SL