London | EGINDO.co – Inggris berusaha memverifikasi laporan bahwa Rusia telah menggunakan senjata kimia dalam serangan di kota Mariupol di Ukraina yang terkepung, kata diplomat top London, Senin (11 April).
“Laporan bahwa pasukan Rusia mungkin telah menggunakan bahan kimia dalam serangan terhadap orang-orang Mariupol. Kami bekerja segera dengan mitra untuk memverifikasi rinciannya,” tulis Menteri Luar Negeri Liz Truss di Twitter.
“Setiap penggunaan senjata semacam itu akan menjadi eskalasi yang tidak berperasaan dalam konflik ini dan kami akan meminta pertanggungjawaban Putin dan rezimnya.”
Anggota parlemen Ukraina Ivanna Klympush mengatakan Rusia telah menggunakan “zat yang tidak diketahui” di Mariupol dan orang-orang menderita gagal napas. “Kemungkinan besar senjata kimia,” tweetnya.
Batalyon Azov Ukraina dalam pesan Telegram sebelumnya pada hari Senin mengklaim sebuah pesawat tak berawak Rusia menjatuhkan “zat beracun” pada pasukan Ukraina dan warga sipil di Mariupol.
Pasukan itu juga mengklaim bahwa orang-orang itu mengalami gagal napas dan masalah neurologis.
Pendiri batalion, Andrei Biletsky, mengatakan bahwa tiga orang menderita efek dari zat beracun yang tidak diketahui.
“Tiga orang memiliki tanda-tanda yang jelas keracunan oleh bahan kimia perang, tetapi tanpa konsekuensi bencana,” katanya dalam sebuah alamat video di Telegram.
AFP tidak dapat memverifikasi klaim tersebut.
Pejabat senior separatis Donetsk Eduard Basurin telah berbicara tentang kemungkinan menggunakan senjata kimia terhadap kota pelabuhan selatan yang telah menolak pemboman Rusia selama berminggu-minggu.
Basurin mengatakan pasukan yang mengepung bisa “beralih ke pasukan kimia yang akan menemukan cara untuk menghisap tikus keluar dari lubang mereka”, kantor berita Rusia RIA Novosti mengutip dia mengatakan pada hari Senin.
Rusia telah membantah melakukan kejahatan perang selama serangannya di Ukraina.
Sumber : CNA/SL