Sydney | EGINDO.co – Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss pada Jumat (21 Januari) akan mendesak sekutu Barat untuk “meningkatkan” solidaritas dengan Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia, dalam sebuah pidato di Sydney.
Diplomat top Inggris, dalam kunjungan resmi ke Australia bersama Menteri Pertahanan Ben Wallace, akan mendesak Rusia untuk “mengurangi eskalasi dan terlibat dalam diskusi yang berarti” menyusul penambahan pasukannya di perbatasan Ukraina.
Komentar itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran konflik besar bisa pecah di Eropa, dengan puluhan ribu tentara Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina dan ancaman perdagangan Barat atas situasi yang semakin tegang.
“Kami membutuhkan semua orang untuk melangkah,” kata Truss dalam pidato kebijakan luar negeri yang luas di Lowy Institute di kota terbesar Australia, menurut kutipan yang dirilis oleh kantornya sebelumnya.
“Bersama dengan sekutu kami, kami akan terus mendukung Ukraina dan mendesak Rusia untuk mengurangi ketegangan dan terlibat dalam diskusi yang berarti.”
Menambahkan “apa yang terjadi di Eropa Timur penting bagi dunia”, dia akan mencatat bahwa “invasi hanya akan menyebabkan rawa yang mengerikan dan hilangnya nyawa”.
Truss, yang memimpin kementerian luar negeri Inggris September lalu, berharap menggunakan kunjungan itu untuk menjalin hubungan pertahanan dan keamanan yang lebih dekat dengan Canberra, saat London berupaya memposisikan diri setelah meninggalkan Uni Eropa.
Mengubah citra dirinya menjadi “Inggris Global” dan mengincar peluang baru di luar UE, ia mengumumkan aliansi pertahanan baru dengan Australia dan Amerika Serikat – AUKUS – September lalu.
Ini akan melihat Canberra memperoleh kapal selam bertenaga nuklir menggunakan teknologi AS.
Dalam pidatonya, Truss akan berpendapat bahwa demokrasi yang berpikiran sama – termasuk Israel, India, Jepang dan Indonesia – harus “merespons bersama” karena agresor global menjadi “berani dengan cara yang belum pernah kita lihat sejak Perang Dingin”.
“Mereka berusaha untuk mengekspor kediktatoran sebagai layanan di seluruh dunia,” kata Truss, mencatat hubungan erat antara negara-negara seperti Belarusia, Korea Utara dan Myanmar dengan Moskow dan Beijing.
“Ancaman terhadap kebebasan, demokrasi, dan supremasi hukum tidak hanya bersifat regional, tetapi juga global.
“Membangun hubungan yang lebih dekat dengan teman-teman kita dan menarik negara lain lebih dekat ke orbit demokrasi pasar bebas pada akhirnya akan membuat kita semua lebih aman dan lebih bebas di tahun-tahun mendatang,” tambah Truss.
“Sudah waktunya bagi dunia bebas untuk berdiri tegak.”
Sumber : CNA/SL