Inflasi Inti di AS Naik, Rupiah Berisiko Melemah

Seorang pegawai tempat penukaran valas menghitung uang dollar lembaran uang dolar AS dan uang rupiah.
Seorang pegawai tempat penukaran valas menghitung uang dollar lembaran uang dolar AS dan uang rupiah.

Jakarta|EGINDO.co Lukman Leong, analis pasar uang, menyatakan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi mengalami pelemahan pada Kamis (12/9/2024). Ia mengaitkan risiko tersebut dengan kenaikan inflasi inti di Amerika Serikat (AS).

Menurut Lukman, “Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang mengalami penguatan. Penguatan dolar terjadi setelah data inflasi AS dirilis pada Rabu malam.”

Lukman menjelaskan bahwa meskipun inflasi umum di AS menunjukkan penurunan, inflasi inti masih tinggi, yang mengurangi kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh Federal Reserve pada minggu depan.

Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen tahunan turun 0,4 persen menjadi 2,5 persen, sedangkan inflasi inti naik 0,3 persen menjadi 3,2 persen.

Baca Juga :  Rupiah Berisiko Melemah Dampak Sentimen Suku Bunga AS

Meskipun demikian, Lukman memperkirakan bahwa pelemahan rupiah akan terbatas dan masih ada kemungkinan penguatan, tergantung pada sentimen pasar ekuitas. Ia memprediksi bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif dalam rentang Rp15.250 hingga Rp15.500 per dolar AS. Pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah dibuka melemah pada posisi Rp15.425, setelah sebelumnya menguat sebesar 0,34 persen pada posisi Rp15.402 per dolar AS.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top