Inflasi AS Belum Capai Target, Rupiah Berpotensi Melemah

Ilustrasi
Ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Pergerakan nilai tukar rupiah hari ini masih akan dipengaruhi isu suku bunga Amerika Serikat (AS). Dalam penutupan perdagangan Selasa sore kemarin, rupiah menguat tipis 0,01 persen atau 2 poin ke level Rp15.621 per dolar AS.

Analisis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih akan berkonsolidasi dan berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini. Pasar masih menantikan keputusan suku bunga acuan AS di Kamis dinihari besok.

“Data inflasi AS  bulan November yang dirilis semalam menunjukkan inflasi masih sulit turun ke target 2 persen. Hasil ini bisa mendorong the Fed mempertahankan suku bunga acuannya di level tinggi untuk waktu yang lebih lama,” kata Ariston dalam analisisnya, Rabu (13/12/2023).

Baca Juga :  Carrie Lam : Pers Tidak Boleh Menggulingkan Pemerintah

Kebijakan The Fed tersebut bisa mendorong penguatan dollar AS. Imbasnya ke mata uang lainnya yang akan melemah, termasuk rupiah.

AS menyampaikan inflasi November 2023 secara tahunan sebesar 3,1 persen, dan  inflasi intinya sebesar 4 persen. Angka inflasi tersebut sesuai perkiraan pasar bahwa inflasi AS masih akan di atas target sebesar 2 persen.

Untuk dalam negeri, Ariston melihat proses pemilu yang sudah masuk tahap debat presiden tidak mempengaruhi pasar. Pasar bersikap netral, sisi positifnya debat berlangsung sehat dan damai.

“Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp15.630-15.650. Sedangkan potensi support di sekitar Rp15.580-15.600 per dolar AS,” ujar Ariston.

Untuk indeks saham hari ini diproyeksikan melanjutkan penguatan. Dalam penutupan perdagangan Selasa sore, IHSG menguat 36,52 poin atau 0,52 persen di level 7.125.

Baca Juga :  Rumah Bupati Dan Ruangan Kantor Pemkab Penajam Disegel KPK

IHSG melaju di zona hijau meski terjadi aksi jual asing (net sell asing) sebesar Rp590 miliar. Saham-saham yang paling banyak dijual asing antara lain saham GOTO, BBCA, BBRI, MAPI, dan AMMN.

“Hari ini IHSG berpotensi melanjutkan penguatan setelah data inflasi US turun sesuai harapan. Level support IHSG berada di 7.080-7.100 dan level resist di 7.150-7.200,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top