Oleh: Fadmin Malau
Sebelum era tahun 1970-an, satu satunya jasa pengiriman surat yang resmi adalah Pos Indonesia. Disamping Pos Indonesia, bisa jasa supir angkutan umum antar kota dalam provinsi. Kantor Pos menjadi tempat satu-satunya dalam pengiriman surat atau dokumen.
Hal ini diakui mantan manajer PT. Pos Indonesia regional Sumatera Utara dan Aceh Drs. Gustap Marpaung, SH menjawab pertanyaan EGINDO.co di Medan tentang keberadaan jasa pengiriman surat, dokumentasi dan barang dahulunya.
Dijelaskan pengiriman surat atau dokumen melalui Pos Indonesia bisa dengan pos biasa, bisa dengan pos kilat dan pos kilat khusus. Bila pos kilat lebih cepat sampai, mungkin karena ada kata kilat yang bisa diartikan cepat. Kecepatan yang paling cepat di dunia adalah kecepatan cahaya atau kilat. Lebih cepat lagi sampai jasa kurirnya adalah pos kilat khusus. Sudah kilat, khusus pula lagi sehingga jasa kurir yang tercepat kala itu.
Kurir adalah sebuah aktivitas pengiriman barang yang dilakukan secara langsung. Kurir adalah perusahaan atau perorangan yang bertugas mengirim paket dalam jumlah kecil hingga sedang, atau surat dari tempat yang satu ke tempat yang lain menggunakan jalur darat, laut dan udara.
Sesungguhnya pekerjaan menjadi kurir sudah ada sejak jaman dahulu yakni adanya orang berlari untuk menyampaikan pesan atau barang. Setelah era tahun 1970-an, jasa pengiriman surat, dokumen ada pihak swasta yang melakukan pengiriman surat, dokumen dan barang dengan nama Titip Kilat atau disingkat TiKi. Pada awalnya hanya ada TiKi dan kini jasa pengiriman surat, dokumen dan barang sudah banyak.
Titipan Kilat atau yang dikenal dengan TIKI menjadi jasa pengiriman barang paling tua di Indonesia dimana perusahaan tersebut didirikan pada 52 tahun lalu di Jakarta yakni tahun 1970. Kala itu TiKi mempunyai dua cabang di Pangkalpinang dan Semarang. Akan tetapi kini TiKi mempunyai 65 cabang di kota besar di Indonesia dan didukung lebih dari 500 kantor perwakilan, 3.700 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan di seluruh Indonesia.
TiKi didirikan H. Soeprapto Suparno (alm) dan Hj. Nuraini Soeprapto serta co foundernya Irawan Saputra (Alm), Gideon Wiraseputra dan Raphael Rusmadi kini menjadi perusahaan kurir yang besar dan berkontribusi dalam roda pembangunan ekonomi di Indonesia.
Berawal dari keinginan membantu jasa penitipan atau titipan kilat yang kini agen-agen TiKi dengan mudah ditemukan pada banyak tempat dan kota serta ketika wabah atau pandami Coronavirus (Covid-19) melanda jasa pengiriman surat, dokumen dan barang menjadi jasa penggerak roda ekonomi dalam menjawab tantangan wabah Covid-19.
Kreativitas mengatasi wabah muncul kala itu TiKi melakukan layanan Drive Thru, yakni masyarakat dapat mengirim paket tanpa harus turun dari kendaraan sehingga bisa mengurangi kontak fisik.
Sebuah usaha berhasil jika mampu menghadapi tantangan yang ada, terus bergerak maju dengan mencari solusi dari tantangan yang ada. TiKi yang dikenal masyarakat sekarang ini adalah PT. Citra Van Titipan Kilat yang sudah lebih setengah abad atau lima dekade sebagai industri jasa kurir dan logistik di Indonesia menjadi andalan para pelaku bisnis mulai dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga usaha besar.
Tentunya sebuah usaha jasa pelayanan pengiriman yang awalnya titipan bersifat cepat atau titipan kilat adalah kebutuhan banyak orang yang akan menggerakkan roda aktivitas ekonomi melalui jaringan yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Tentu juga harus memiliki inovasi layanan pengiriman yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha, baik perusahaan besar, UMKM, korporasi dan perorangan.

Hal yang mendasar dari makna titipan barang menurut Muhammad Sukri Nasution seorang wirausaha prodak roti di Medan adalah kepercayaan sebab tanpa adanya kepercayaan maka tidak ada yang mau menitipkan barang kepada jasa pengiriman barang tersebut. Dapat dipastikan TiKi eksis berkat masyarakat percaya akan jasa yang diberikan.
Kepercayaan akan muncul bila kinerja yang baik dan benar yakni memiliki komitmen untuk menjalankan tanggungjawab perusahaan yang fokus kepada efisiensi dan ketahanan operasional.
Untuk itu kata Muhammad Sukri Nasution, menjadi tantangan dalam hal efisiensi dan ketahanan operasional ketika teknologi informasi komunikasi semakin canggih. “Semua perusahaan kurir tanpa terkecuali TiKi sebagai pioner perusahaan jasa pengiriman di Indonesia harus menggarap pasar berbasis komunitas, melakukan layanan digital demi kemudahan bertransaksi dengan konsisten kepada ketahanan operasional dan kemampuan beradaptasi secara cepat seperti kecepatan, keamanan dan real-time tracking. Kemudahan transaksi mulai dari proses booking, penjemputan barang hingga pilihan pembayaran dan inovasi layanan berbasis teknologi,” kata Sukri yang selalu mempergunakan jasa TiKi dalam urusan pengiriman dokumen.
Menurut Sukri Nasution sebagai seorang pelaku UMKM saat ini dan kedepan usaha atau perusahaan jasa pengiriman surat, dokumen dan barang memiliki prospek yang baik. Namun, memiliki tantangan yang besar untuk memenangkan pasar.
Untuk itu katanya TiKi harus fokus membangun ekosistem digital, mengembangkan inovasi berbasis digital dan berorientasi pada kebutuhan konsumen yang ingin efisiensi dan ekonomis dalam operasional.@
***