Indonesia Usung Tema Pemberdayaan Perempuan di SIAL Canada 2024

Panggung internasional melalui partisipasi pada pameran Salon International de l'Alimentation (SIAL) Canada 2024
Panggung internasional melalui partisipasi pada pameran Salon International de l'Alimentation (SIAL) Canada 2024

Jakarta | EGINDO.co – Indonesia kembali menunjukkan daya tariknya di panggung internasional melalui partisipasi pada pameran Salon International de l’Alimentation (SIAL) Canada 2024 yang berlangsung pada 15 hingga 17 Mei 2024 di Palais des Congres, Montreal, Kanada. Paviliun Indonesia pada tahun ini mengusung tema “Women in Trade (WIT) for Inclusive and Sustainable Growth”.

“Keikutsertaan Indonesia dalam SIAL Canada 2024 menegaskan pentingnya pemberdayaan ekonomi perempuan dalam perdagangan global. Semua pihak diharapkan memanfaatkan keberagaman, mendukung peran perempuan dalam perdagangan, dan menginisiasi kerja sama baru yang dapat mengembangkan industri pangan ke tingkat yang lebih tinggi. Kami bangga dapat memperkenalkan produk-produk Indonesia yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi di pasar internasional, seperti Kanada,” ujar Duta Besar RI untuk Kanada Daniel Tumpal Simanjuntak saat membuka Paviliun Indonesia secara resmi.

Dalam siaran pers Kemendag yang dilansir EGINDO.co menyebutkan turut hadir dalam pembukaan tersebut Presiden Eksekutif Trade Facilitation Office (TFO) Kanada Steve Tipman, Analis Perdagangan Ahli Madya Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Novi Hutami, Atase Perdagangan Ottawa Mahdewi Silky, dan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver Andri Satria Permana. Partisipasi Indonesia dalam SIAL 2024 merupakan hasil kerja sama antara Ditjen PEN bersama TFO Kanada, Atdag Ottawa, dan ITPC Vancouver.

Baca Juga :  Turis, Penduduk Setempat Marah Atas Semrawutnya Machu Picchu

Paviliun Indonesia mengikutsertakan tujuh perusahaan yang pemilik atau penggeraknya adalah perempuan. Ketujuh perusahaan itu merupakan seleksi program kerja sama WIT antara Ditjen PEN dan TFO. Keikutsertaan tersebut mengedepankan komitmen Indonesia terhadap pemberdayaan perempuan dalam perdagangan lintas negara, khususnya Indonesia dengan Kanada.

Perusahaan terpilih dimaksud meliputi PT Alam Scientia Asia, PT Ampera Wira Wijaya, CV Ikapeksi Agro Industri, Aliet Green, PT East Indo Fair Trading, PT Dwipa Niaga Lestari, dan PT Profil Mitra Abadi.

Selain itu, ada pula PT Mayora Indah sebagai perwakilan perusahaan berskala besar, serta Archipelago dan Exotique Food sebagai perwakilan distributor produk Indonesia di Kanada. Produk yang ditampilkan antara lain kopi dan teh khas Indonesia, rempah organik, keripik tempe (tempe chips), keripik buah (fruit chips), biskuit, gandum instan, bumbu instan, gula kelapa organik, kecap asin, serta cemilan khas Indonesia lainnya.

Baca Juga :  Menara Eiffel Yang Berkarat Butuh Perbaikan Penuh

Pembukaan Paviliun Indonesia dalam pameran SIAL Canada 2024 ini diharapkan tidak hanya meningkatkan ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Kanada, tetapi juga memperkuat hubungan dagang antara kedua negara. Dengan terus mendorong partisipasi aktif dalam pameran internasional seperti ini, Indonesia berkomitmen untuk memperluas jangkauan pasar dan memperkenalkan produk-produk berkualitas yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lokal. Pada 2023, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Kanada mencapai USD 3,4 miliar, dengan nilai ekspor sebesar USD 1,3 miliar dan nilai impor sebesar USD 2,1 miliar. Meskipun telah terdapat peningkatan tren nilai perdagangan sebesar 11,24 persen dalam lima tahun terakhir, Atase Perdagangan di Ottawa Mahdewi Silky meyakini, bahwa potensi peningkatan nilai perdagangan kedua negara masih sangat besar.

“Dengan berlangsungnya perundingan dagang Indonesian Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) dan ASEAN-Canada Free Trade Agreement (ACAFTA), kami optimistis akan terjadi peningkatan dalam perdagangan dan investasi antara kedua negara. Inisiatif ini diharapkan akan memfasilitasi dan mempererat hubungan ekonomi bilateral dan membuka peluang baru bagi para pelaku usaha dari kedua negara,” urai Silky.

Baca Juga :  2/3 Populasi Sudan Selatan Berisiko Kelaparan Parah 2023

Kepala ITPC Vancouver Andri Satria Permana mengutarakan harapannya agar produk makanan dan minuman Indonesia semakin dikenal dan beredar luas di Kanada. “Pada 2023, ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Kanada mencapai USD 91 juta USD. Kami berharap, nilai ini akan terus meningkat di masa mendatang, termasuk melalui partisipasi dalam SIAL Canada 2024. Kami menargetkan transaksi dalam pameran ini sebesar USD 4,2 juta USD atau sekitar Rp67,5 miliar,” jelas Andri.

SIAL Canada merupakan pameran dagang makanan dan minuman terbesar di Kanada yang menampilkan lebih dari 1.000 ekshibitor dari 44 negara dan mendatangkan sekitar 21 ribu pengunjung profesional dari 77 negara. Pameran tersebut memenuhi kebutuhan industri ritel, layanan makanan, dan industri pengolahan makanan.@

Rel/fd/timEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top