Jakarta | EGINDO.com – Sekretariat Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menggelar Indonesia SEZ Business Forum 2025 sebagai upaya strategis untuk menarik investasi global ke-25 KEK pada Selasa (9/12/25) di Hotel St. Regis Jakarta. Forum berhasil menarik 737 peserta, terdiri dari 439 peserta luring dan 298 peserta daring yang berasal dari dalam dan luar negeri.
Hadir Elen Setiadi Wakil Menteri Koordinator Ekonomi Bidang Sumber Daya Mineral, Todotua Pasaribu Wakil Menteri Investasi & Industri Hilir/BKPM, Rizal Edwin Mamansang Sekjen Dewan Nasional untuk KEK, Dubes RRC Wang Lutong, Dubes Turkiye, Dubes Kesultanan Oman, Paulus Tamie mewakili Domtar Paper Excellence.
Forum secara resmi dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Elen Setiadi, selaku Wakil Ketua I Bidang Regulasi dan Kelembagaan KEK. Dalam sambutannya, Elen menegaskan bahwa KEK merupakan instrumen kunci pemerataan pembangunan sekaligus penggerak utama transformasi ekonomi Indonesia. “Indonesia telah menetapkan 25 KEK sebagai prototipe kawasan yang menawarkan insentif kompetitif dan proses perizinan sederhana. KEK didukung infrastruktur terintegrasi dan menunjukkan nilai investasi yang tinggi melalui ICOR rendah antara 2 hingga 4,” ujar Elen.

Dalam forum yang dihadiri perwakilan negara sahabat, pelaku usaha, asosiasi bisnis, investor global, dan pengembang KEK, Elen menekankan bahwa forum ini merupakan momentum strategis dalam mendorong transformasi ekonomi nasional. “Forum ini diadakan untuk memperkuat posisi KEK Indonesia sebagai pilar pertumbuhan berkualitas dan destinasi investasi unggulan. Saya yakin sinergi dalam forum ini akan menghasilkan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ucapnya menutup sambutan.
Sejalan dengan hal tersebut, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu menegaskan bahwa KEK akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, sekaligus mesin percepatan program hilirisasi yang menjadi prioritas pemerintah. “KEK memainkan peran penting dalam mendukung agenda hilirisasi nasional dan memperkuat daya saing investasi Indonesia,” ujarnya saat memberikan keynote speech.
Pasaribu juga mengungkapkan bahwa sektor hilirisasi menjadi motor terbesar realisasi investasi. “Investasi hilirisasi telah mencapai Rp431 triliun atau 13,1% dari total realisasi. Ini membuktikan hilirisasi bukan hanya angka, tetapi nilai tambah yang nyata,” tegasnya.
Untuk memastikan pelayanan investasi lebih cepat dan transparan, Pasaribu menyampaikan bahwa pemerintah telah menerapkan reformasi regulasi. “Kini proses perizinan dilaksanakan dengan mekanisme fiktif positif dan Service Level Agreement. Reformasi ini menciptakan efisiensi nyata dalam ekosistem perizinan nasional,” jelasnya.
Sementara itu, Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang, menekankan pentingnya KEK dalam transformasi ekonomi menuju Visi Indonesia Emas 2045. “KEK mendorong industrialisasi, memperkuat pariwisata, mengintegrasikan rantai suplai, dan menciptakan ruang inovasi. KEK adalah pusat pertumbuhan baru yang meningkatkan kontribusi ekonomi nasional sekaligus pemerataan pembangunan,” jelasnya.
Ia juga memaparkan keunggulan KEK yang dipandang menarik oleh investor internasional. “KEK menyediakan layanan perizinan satu pintu, insentif fiskal dan nonfiskal yang kompetitif, serta dukungan regulasi yang memungkinkan percepatan investasi. Dengan ekosistem terintegrasi ini, KEK memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global,” tegasnya.
Edwin menambahkan, forum bukan hanya wadah diskusi, tetapi wadah percepatan investasi. “Melalui dialog tematik dan one-on-one business matchmaking, forum ini akan memperkuat kemitraan dan menghasilkan kesepakatan bisnis yang mendukung transformasi ekonomi jangka panjang. Kami berharap forum ini menghasilkan hasil nyata dan meningkatkan kepercayaan kepada KEK Indonesia,” ujarnya.
Rangkaian Indonesia SEZ Business Forum 2025 diawali dengan sesi SEZ Outlook 2026. Dalam sesi para panelis mendiskusikan strategi untuk memperkuat global competitiveness KEK Indonesia agar mampu bersaing dengan SEZ di kawasan Asia Tenggara dan praktik terbaik (best practices) dari negara lain yang dapat diadaptasi oleh Indonesia dalam pengembangan KEK berkelanjutan.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan sesi SEZ Business Dialogue yang membahas peran KEK sebagai katalis pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Rangkaian acara juga mencakup Business Pitching yang menampilkan 18 KEK dan talkshow SEZ Success Story yang memaparkan pengalaman dan strategi para pelaku usaha dalam membangun serta mengembangkan bisnis di dalam KEK.
Tidak hanya keberhasilan dalam jumlah peserta, forum ini juga melampaui ekspektasi pada sesi One-on-One Business Matching. Lebih dari 70 peserta terdaftar resmi untuk sesi business matching, dan di luar itu, banyak permintaan mendadak terjadi langsung di area showcase. Kondisi ini menggambarkan dinamika interaksi bisnis yang aktif dan meningkatnya minat investor terhadap peluang investasi di KEK.
Selain itu, 14 booth showcase yang dibuka oleh para Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK memberikan gambaran konkret mengenai kesiapan kawasan, fasilitas, dan potensi investasinya. Partisipasi tersebut menggambarkan komitmen kuat para BUPP untuk memperkuat ekosistem investasi di KEK, sekaligus memfasilitasi dialog bisnis strategis dengan calon investor.
Sinergi para pemangku kepentingan dalam forum ini menjadi momentum untuk melihat lebih jauh peran KEK dalam mendorong pengembangan kegiatan usaha dan sektor industri di masa depan. Melalui pertukaran gagasan dan paparan peluang investasi, forum ini membuka ruang bagi pelaku usaha untuk mengidentifikasi potensi kolaborasi yang berkelanjutan serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.@
Rel/PT/fd/timEGINDO.com