Indonesia Luncurkan Dokumen ‘Cetak Biru’ IKN di COP28

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) saat meninjau proyek Tol IKN seksi 3A di Balikpapan, Rabu (1/11/2023). Tol IKN yang menghubungkan Balikpapan ke IKN itu telah mencapai progres 55 persen.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) saat meninjau proyek Tol IKN seksi 3A di Balikpapan, Rabu (1/11/2023). Tol IKN yang menghubungkan Balikpapan ke IKN itu telah mencapai progres 55 persen.

Jakarta|EGINDO.co Indonesia akan meluncurkan dokumen mengenai “Cetak Biru dan Peta Jalan” Ibu Kota Nusantara (IKN), dalam penanganan perubahan iklim. Dokumen itu berjudul “Nusantara Regionally and Locally Detemine Contribution” atau “Kontribusi Nusantara Secara Regional dan Lokal” (RLDC).

“Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) akan meluncurkan dokumen berisi “Cetak Biru dan Peta Jalan” penanganan perubahan iklim. Yaitu, pada KTT COP28 di Dubai, UEA, 30 November mendatang,” kata Kepala OIKN Bambang Susantono dalam diskusi publik draf RLDC secara campuran, Jumat (24/11/2023).

RLDC akan menjadi dokumen pertama untuk kota di Indonesia, untuk penanganan perubahan iklim. Serta, ini akan menjadi momentum penting dalam peluncurannya di tengah penyelenggaraan KTT COP28 pekan depan.

Baca Juga :  Deutsche Bank Peroleh Kembali Lisensi Sponsor IPO Hong Kong

“Ini momentum penting dan bersejarah bagi IKN dan Indonesia, kita dalam hal perubahan iklim mengatasi berbagai masalah yang timbul ke depan. Yakni, dengan bersama-sama melakukan beberapa langkah,” ujarnya.

Menurut Bambang, Indonesia membuka peluang kerja sama dengan pihak asing selama KTT COP28. Utamanya, dengan institusi pengembangan teknologi hingga sains.

“RLDC juga merupakan dokumen yang tidak mati, dengan perkembangan teknologi, pendekatan-pendekatan baru ada sains baru. Maka, kita mendapatkan temuan atau metode baru, kita akan terbuka dalam melaksanakan peta jalan dan cetak biru dari perubahan iklim,” kata Bambang.

Pemerintah Indonesia melalui RLDC berkomitmen agar rencana aksi secara sistematis menjadikan IKH sebagai kota dengan nol emisi pada 2045. Kata Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Myrna Safitri, dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga :  Biden Umumkan Cetak Biru Bersejarah Untuk Mengubah Amerika

“Dokumen ini menjadi pengarah membuat Nusantara sebagai “kota tangguh”. Jadi, tidak hanya berbicara tentang “ketangguhan ekonomi” tapi juga ketangguhan sosial dan ekosistem,” ujar Myrna.

RLDC juga mencakup berbagai upaya Indonesia guna mencapai ketangguhan iklim di IKN. Di antaranya mempertimbangkan kebutuhan keamanan pangan dan risiko pada kekeringan dan banjir.

“Upaya-upaya adaptasi perubahan iklim, adaptasi terhadap risiko bencana-bencana iklim, mengintegrasikan solusi berbasis alam. Dokumen ini juga memperhatikan kebutuhan keanekaragaman hayati, agak ambisius saya kira dari kerangka kerja keragaman hayati global dengan rumus 30:30,” kata Myrna.

“Di nusantara rumusnya menjadi 65:35, artinya 65 persen akan menjadi area yang dilindungi. Sedangkan, 35 persen diharapkan akan kami capai pada 2030.”

Baca Juga :  "Moxie", Upaya Amy Poehler Kenalkan Feminisme Pada Gen Z

KTT COP28 akan diselenggarakan pada 30 November – 12 Desember di Expo City, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Penyelenggaraannya akan dirangkaikan dengan “Zona Hijau”, di mana pengunjung dapat menjelajahi terobosan inovasi iklim hingga teknologi mutakhir, pameran interaktif.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top