Indonesia Ajak ANRPC Dorong Isu-Isu Di Sektor Karet Alam

Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono

Jakarta | EGINDO.co – Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengajak negara-negara produsen karet alam yang tergabung dalam Assocation of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC) untuk terus mendorong isu keberlanjutan. Kerja sama erat antarnegara anggota ANRPC diharapkan dapat membawa perubahan positif di industri karet alam.

Dalam siaran pers yang dikutip EGINDO.co Djatmiko menyebutkannya saat membuka secara resmi Pertemuan Ketiga Working Group on Sustainable Natural Rubber (WGSNR) ANRPC, di Palembang, Sumatra Selatan.

“Kami berdiskusi untuk membahas upaya yang dapat dilakukan negara-negara produsen untuk terus mengembangkan karet alam berkelanjutan. Kami mendiskusikan prinsip-prinsip standar, kriteria, dan indikator-indikator. Kami juga membahas dampak penerapan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) di sektor karet,” kata Djatmiko.

WGSNR tahun 2023 digelar pada 29 hingga 31 Agustus 2023 di Palembang, Sumatra Selatan. Pertemuan dilaksanakan secara hibrida dengan partisipasi 30 delegasi yang mewakili negara-negara produsen karet alam di dunia antara lain Bangladesh, Indonesia, India, Malaysia, Myanmar, Tiongkok, Sri Lanka, dan Thailand.

Baca Juga :  PayNow Singapura Terhubung UPI India Pembayaran Lintas Batas

Djatmiko mengatakan, pertemuan ini menunjukkan komitmen negara produsen dalam mengatasi tantangan dan permasalahan karet alam, khususnya upaya bersama untuk mengatasi dampaknya terhadap petani kecil.

“Petani kecil memegang peranan penting dan menjadi andalan sektor karet alam. Komitmen mereka terhadap praktik berkelanjutan adalah kunci untuk menjamin kelangsungan mata pencaharian serta berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dalam skala luas,” ungkap Djatmiko.

Rendahnya harga karet dalam beberapa tahun terakhir ditambah penyakit gugur daun menyebabkan petani sulit merespons perubahan pasar dengan cepat. Selain itu, biaya produksi yang tinggi dan harga jual yang relatif rendah mendorong petani karet menebang tanaman karet mereka dan menggantinya dengan tanaman lain seperti sawit.

“Tujuan kita bersama adalah menjaga integritas sektor karet sekaligus mendukung tujuan keberlanjutan global. Kerja sama erat antarnegara anggota ANRPC akan membawa perubahan positif dalam industri karet alam. Dengan melakukan upaya bersama, negara-negara produsen karet alam dapat menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus memenuhi permintaan global karet alam dan meningkatkan kesejahteraan petani kecil,” ujar Djatmiko.

Baca Juga :  Bank Sentral AS Siap Pertahankan Suku Bunga Saat Pertemuan

Melengkapi pertemuan WGSNR, Delegasi ANRPC juga mengunjungi Pusat Penelitian Karet Indonesia (Puslit Karet) di Sembawa, Sumatra Selatan. Puslit Karet Sembawa tercatat sebagai lembaga penelitian tertua di Indonesia yang salah satu fungsinya adalah untuk mengembangkan perkebunan karet rakyat.

Kedatangan delegasi disambut baik Kepala Puslit Karet Suroso Rahutomo. Direktur Perundingan Antar Kawasan dan Organisasi Internasional Kemendag Reza Pahlevi Chairul mengapresiasi berbagai kegiatan Puslit Karet dalam memajukan budidaya tanaman karet dari hulu ke hilir.

“Perluasan hilirisasi produk lateks yang dilakukan Puslit Karet tentunya bersinergi dengan program kerja Kementerian Perdagangan untuk terus mendukung peningkatan pembangunan ekonomi bernilai tambah dan berkelanjutan dari karet dan produk turunan karet,” kata Reza saat sesi diskusi.

Baca Juga :  Pengamat: Pajak Karbon Berpotensi Tekan Daya Beli Masyarakat

Dalam kunjungan tersebut, delegasi berkesempatan melihat secara langsung penyadapan pohon karet menggunakan pisau sadap karet presisi dan alat tap inspeksi hasil buatan Puslit Karet yang memberikan hasil sadapan lebih maksimal dan melindungi pohon karet dari luka penyadapan. Selain itu, Puslit Karet memberikan demonstrasi hilirisasi yang bisa dikembangkan di masyarakat seperti pembuatan balon dan gelang karet.

Setelah mengunjungi kebun entres/okulasi klon unggulan karet dan mencoba sadap getah karet langsung dari pohon, delegasi ANRPC berdialog dengan anggota Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB). Para petani anggota UPPB berharap pemerintah terus membantu upaya produksi, seperti menyediakan input produksi bagi petani khususnya pupuk yang mendorong produktivitas.@

Rel/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top