Jakarta|EGINDO.co Nilai tukar rupiah berpotensi mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini setelah sebelumnya mencatatkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan Senin, rupiah menguat sebesar 0,21 persen atau naik 35 poin ke level Rp16.278 per dolar AS.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa rupiah berisiko melemah seiring dengan kenaikan indeks dolar AS. “Indeks dolar AS pagi ini berada di kisaran 106,75, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pagi sebelumnya yang berada di level 106,26,” ujar Ariston pada Selasa (25/2/2025).
Menurut Ariston, perhatian pelaku pasar saat ini tertuju pada kebijakan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump. “Pada dini hari tadi, Trump menyampaikan bahwa kenaikan tarif terhadap Kanada dan Meksiko akan tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana,” jelasnya.
Selain itu, pernyataan dari pejabat Bank Sentral AS, Austan Goolsbee, secara tidak langsung mengindikasikan bahwa kebijakan tarif tersebut dapat mendorong kenaikan inflasi di AS. Jika inflasi meningkat, Bank Sentral AS kemungkinan akan mempertahankan kebijakan suku bunga acuannya.
“Kondisi ini memberikan sentimen positif bagi dolar AS, sehingga indeks dolar mengalami sedikit kenaikan pada pagi ini,” lanjut Ariston.
Dengan perkembangan ini, rupiah diperkirakan memiliki peluang pelemahan ke kisaran Rp16.280 hingga Rp16.300 per dolar AS. Sementara itu, level support diperkirakan berada di sekitar Rp16.230 per dolar AS.
Sumber: rri.co.id/Sn