Indeks Bisnis‑27 Awal Perdagangan Menguat; SCMA, ANTM & BBRI Menjadi Andalan

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co  Indeks Bisnis‑27 yang merupakan kolaborasi Bursa Efek Indonesia dan Bisnis Indonesia dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (10/7/2025). Berdasarkan data Bursa pada pukul 09.36 WIB, indeks meningkat 1,17 % menuju level 490,63, mencerminkan tren positif di awal sesi .

Saham Penggerak Utama

  • SCMA (Surya Citra Media) memimpin penguatan, naik 3,82 % ke Rp 163.

  • ANTM (Aneka Tambang) menguat 3,77 % ke Rp 3.030.

  • BBRI (Bank Rakyat Indonesia) naik 3,26 % ke Rp 3.800.

Sektor-sektor lainnya juga menunjukkan tren positif: DSNG (+2,33 % ke Rp 880), AKRA (+1,73 % ke Rp 1.175), BMRI (+1,70 % ke Rp 4.790), PTBA (+1,67 % ke Rp 2.430), dan BRIS (+1,53 % ke Rp 2.650).

Saham yang Melemah

  • ICBP (Indofood CBP) turun 1,66 % ke Rp 10.350

  • AMRT (Sumber Alfaria Trijaya) turun 0,84 % ke Rp 2.350

  • KLBF (Kalbe Farma) turun 0,66 % ke Rp 1.500

  • ASII (Astra International) turun 0,64 % ke Rp 4.690.

Sementara itu, dua saham stagnan yakni HEAL (Medikaloka Hermina) dan MIKA (Mitra Keluarga).

Sentimen dari IPO dan Tarif AS

Ekky Topan, analis dari Infovesta Kapital Advisori, menyatakan bahwa “semarak IPO pada pekan ini berpotensi memberikan sentimen positif di tengah kondisi market yang cukup lesu” .  Namun, menurutnya, efek IPO biasanya bersifat sektoral dan kurang mampu mengangkat indeks secara menyeluruh, kecuali terdapat akumulasi besar di sektor perbankan, konsumer, dan komoditas.

Sukarno Alatas, analis senior Kiwoom Sekuritas, menambahkan bahwa IPO, seperti CDIA dan COIN, memang mampu menyedot likuiditas jangka pendek, namun juga bisa mengalirkan euforia yang mendongkrak IHSG. “Antusiasme ritel terhadap parade aksi penawaran umum bisa menciptakan sentimen positif jangka pendek… euforianya bisa tertahan jika investor mulai wait and see menjelang keputusan tarif AS pada 9 Juli”.

Kedua analis sepakat bahwa keputusan tarif AS pada 9 Juli akan menjadi pemicu volatilitas. Jika tarif resiprokal dijatuhkan, hal ini dapat memicu dana asing keluar dari pasar Indonesia.

Daya Tarik BBRI pada Investor Global

Media seperti Antara dan IPOTNews menyoroti bahwa saham BBRI kembali menjadi sorotan investor global. Dari data Bloomberg, JP Morgan menambah kepemilikan saham BBRI sebesar 117,42 juta lembar pada kuartal II 2025, menjadikan total kepemiliannya mencapai 1,54 miliar lembar, setelah sebelumnya menjual sekitar 500 juta saham di kuartal I.

Menurut Direktur Reliance Sekuritas, Reza Priyambada, “meskipun … saham BBRI sedang mengalami tekanan… namun secara fundamental masih kokoh… didukung fondasi bisnis dan strategi transformasi” ANTARA News. Hery Gunardi, Direktur Utama BRI, juga menegaskan bahwa transformasi melalui program BRIVolution Reignite masih dipercepat, dengan visi menjadi bank paling menguntungkan di Asia Tenggara pada 2030

Kesimpulan

Pergerakan indeks pagi ini (10 Juli 2025) menunjukkan optimisme awal yang didorong saham perbankan dan komoditas. Namun, sentimen eksternal dari IPO dan tarif Amerika Serikat menjadi faktor penting yang harus dicermati dalam beberapa hari ke depan.

Disclaimer: Artikel ini bukan rekomendasi investasi. Keputusan investasi berada sepenuhnya di tangan pembaca.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Scroll to Top