Jakarta | EGINDO.com – Selama era Presiden Joko Widodo (Jokowi) kinerja sektor pertanian terus mengalami penurunan atau terus merosot. Hal itu menurun Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) yang mencatat pertumbuhan kinerja sektor pertanian konsisten mengalami penurunan selama satu dekade pemerintahan Jokowi.
Paparan INDEF itu diungkapkan Kepala Center of Food, Energy and Sustainable Development, INDEF, Abra Talattov dalam diskusi daring dipantau pada Selasa (24/9/2024) kemarin.
INDEF mencatat pertumbuhan sektor pertanian pada Jokowi awal menjabat tercatat sebesar dari 4,24% di tahun 2014, kemudian turun menjadi 3,6% di tahun 2019 dan merosot menjadi 1,3% pada tahun 2023. Pertumbuhan sektor petanian era Jokowi dalam 10 tahun terakhir terus merosot dari tahun ke tahun. Peranan sektor pertanian terhadap PDB juga semakin menyusut dari 13,34% pada tahun 2014 menjadi 12,53% pada tahun 2023.
Abra mencontohkan kinerja sektor pertanian pada jenis tanaman pangan. INDEF mencatat, kontribusi tanaman pangan terhadap PDM kian menyusut dari 3,25% pada tahun 2014 menjadi 2,6% pada tahun 2023. Berikutnya, peranan tanaman hortikultura juga mengalami penurunan dari 1,52% di tahun 2014 menjadi 1,37% pada tahun 2023. Kemudian, performa indeks ketahanan pangan global (GFSI) Indonesia, juga menurun dari sebelumnya peringkat 60 pada tahun 2019 menjadi peringkat 63 pada tahun 2022.
Abra Talattov mengatakan tertinggal jauh jika dibanding dengan kawasan ASEAN lain seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam terkait peringkat global food security index. Ditegaskan Abra upaya mengenjot sektor pangan perlu dilakukan. Pasalnya sektor ini juga berkaitan dalam menyelesaikan isu kesejahteraan sosial, tingkat kemiskinan hingga masalah ketimpangan. Oleh karena tingkat kemiskinan dan ketimpangan paling besar terjadi di pedesaan yang mayoritas usaha masyarakat bersumber dari pertanian.
Tingkat kemiskinan di beberapa provinsi bahkan masih berada di atas level nasional yakni 9,36%. Merangkum sumber Badan Pusat Statistik (BPS), 11 provinsi memiliki tingkat kemiskinan 10 -14,9%. Kemudian, 5 provinsi memiliki tingkat kemiskinan mencapai 15 – 19,9% dan 3 provinsi bahkan memiliki tingkat kemiskinan lebih dari 20%. Untuk itu membangun sektor pertanian sebenarnya diharapkan bisa mengatasi kemiskinan dan ketimpangan wilayah di pedesaan.@
Bs/fd/timEGINDO.com