Jakarta | EGINDO.com – PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), anak usaha Grup Sinarmas, kembali merevisi jadwal pembangunan pabrik kertas barunya di Karawang, Jawa Barat. Proyek senilai US$3 miliar atau sekitar Rp48,8 triliun (kurs Jisdor Rp16.280) itu tertunda akibat tekanan ekonomi global serta ketidakpastian geopolitik yang belum mereda. Pabrik yang dibangun dalam dua fase itu mulai dibangun sejak 2023 dengan target awal operasional pada kuartal III/2024. Namun, target tersebut tidak tercapai.
Direktur INKP Kurniawan menyampaikan bahwa jadwal operasional mundur ke 2025, sekaligus dilakukan penyesuaian nilai investasi dari sebelumnya sekitar US$3,6 miliar menjadi hanya US$3 miliar. Masuk tahun 2025, keterlambatan proyek kembali berlanjut. Kurniawan menyatakan bahwa fase kedua pembangunan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Perusahaan memilih untuk menahan ekspansi lanjutan sambil menunggu kondisi ekonomi dan geopolitik global membaik.
Dikatakannya sementara dihold dulu fase dua sambil menunggu kondisi ekonomi membaik, baru dilanjutkan pembangunannya. Hingga Mei 2025, progres konstruksi proyek untuk tahap pertama baru mencapai sekitar 70%. Fase pertama terdiri atas dua lini mesin produksi brown paper yang diproyeksikan mulai beroperasi pada kuartal I/2025 dan white paper pada kuartal II/2025. Total tambahan kapasitas dari dua lini tersebut ditargetkan mencapai 2,4 juta ton per tahun.
Pabrik tersebut dibangun diatas lahan seluas sekitar 350 hektare di Karawang, dengan fasilitas pendukung yang dirancang untuk menunjang produksi kertas industri secara terintegrasi.
Secara keseluruhan, proyek ini semula dirancang menelan investasi sebesar US$3,62 miliar. Setelah dilakukan penyesuaian, Kurniawan menyebut investasi mencapai sekitar US$3 miliar, terdiri dari US$2,2 miliar untuk pembangunan tahap pertama dan US$700 juta untuk tahap kedua.
Sebelumnya, operasional pabrik dijadwalkan dilakukan dalam tiga tahap berdasarkan jenis mesin. Mesin white paper pertama semula direncanakan berjalan pada kuartal III/2024, disusul brown paper pada kuartal IV/2024, dan mesin white paper kedua pada kuartal III/2025.
Saat ini INKP memiliki tiga pabrik yang berlokasi di Perawang, Riau, Serang serta Tangerang, Banten. Sepanjang tahun 2024, volume produksi INKP menunjukkan kinerja yang relatif stabil dengan sedikit dinamika antar lini produk. Produksi pulp tercatat sebesar 3,071 juta ton, turun tipis 0,1% dibandingkan 3,074 juta ton pada 2023. Sedangkan produksi kertas budaya mengalami peningkatan 3,1% secara tahunan (yoy), dari 1,38 juta ton menjadi 1,43 juta ton. Namun, produksi kertas industri mengalami penurunan sebesar 2,6% menjadi 2,03 juta ton, dibandingkan 2,08 juta ton pada tahun sebelumnya. Di segmen tisu, volume produksi naik sedikit sebesar 1,4% dari 74 ribu ton menjadi 75 ribu ton.
Sementara itu produksi, kinerja penjualan justru mencerminkan tekanan pasar. Penjualan pulp pada 2024 tercatat sebesar 1,88 juta ton, mengalami penurunan 6,4% dari 2,01 juta ton pada 2023. Penjualan kertas budaya juga turun sebesar 2,8% menjadi 1,36 juta ton dari sebelumnya 1,40 juta ton. Di sisi lain, penjualan kertas industri tercatat sebesar 1,73 juta ton, turun 4,0% dari 1,80 juta ton tahun lalu. Penjualan tisu pun ikut terkoreksi sebesar 4,0% menjadi 72 ribu ton dari 75 ribu ton.@
Bs/blg/timEGINDO.com