Jakarta | EGINDO.co – Indah Kiat mencatat kinerja bagus sepanjang 2021, selanjutnta cerita prospek Saham pada tahun 2022. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) berhasil mencatatkan penjualan sebesar US$ 1 miliar pada kuartal IV-2021 atau naik 14,8% secara kuartalan.
Hal itu sesuai dengan perolehan tersebut yang membawa pendapatan INKP sepanjang 2021 menjadi sebesar US$ 3,5 miliar atau tumbuh 17,8% secara year on year. Akhirnya, emiten kertas tersebut mencatatkan laba bersih sebesar US$ 136,2 juta pada kuartal IV-2021 atau naik 26,2% secara kuartalan. Alhasil, laba bersih INKP menjadi US$ 527 juta pada 2021 atau naik 79,2% secara yoy.
Bila dicermati maka sepanjang 2021, permintaan industri kertas telah meningkat 7% secara yoy dimana hal tersebut memberikan kontribusi terbesar terhadap top-line sebesar 42%, atau rekor tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Diprediksi kedepan, ada tren pergeseran menuju digitalisasi, regulasi BPOM dan peningkatan produk daur ulang yang membuat pada tahun 2022 ini dan tahun depan pertumbuhannya masing-masing akan sebesar 10% dan 11%.
Sejalan dengan itu pertumbuhan volume penjualan sebesar bisa 5% dan 6%. Hal itu melihat permintaan untuk pulp masih memiliki beberapa hambatan. Dimana mulai tahun 2022 China membatas impor pulp, hingga adanya pemberlakukan low cost fiber dan low carbon energy. Untuk itu, sektor pulp pertumbuhan cenderung moderat yakni sebesar 1 hingga 2%.
Kondisi ini membuat INKP harus menanggung biaya pengiriman yang lebih tinggi dan membuat biaya operasional meningkat 11,5% secara yoy. Sementara harga pulp cenderung fluktuatif dengan sempat menembus level US$ 700 per ton pada paruh pertama, sebelum turun kembali menjadi US$ 580 per ton di akhir tahun.
Adanya ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina akan mendorong harga pulp, dengan perkiraan berkisar antara US$ 650-US$ 700/ton. Namun, biaya pengiriman lebih tinggi dan stok pulp yang kurang. Kondisi ini menguntungkan bagi Indah Kiat sebab INKP mempunyai keunggulan kompetitif yang besar sebagai produsen kertas pulp terkemuka di Indonesia.@
Bs/TimEGINDO.co