Jakarta | EGINDO.co – Impor Minyak Sawit merosot dan Biofuel Uni Eropa diprediksi melorot pada tahun 2031. Impor minyak sawit di UE diperkirakan akan turun menjadi 4,0 juta ton pada tahun 2031 dari 6,5 juta ton pada tahun 2021. Hal ini dilansir reuters.
Data tersebut berdasarkan dari Komisi Uni Eropa yang menyebutkan sebagian besar penurunan disebabkan oleh penurunan permintaan biodiesel. Uni Eropa diperkirakan akan tetap menjadi pengimpor biofuel tetapi impor biodiesel juga kemungkinan akan dibatasi oleh bea masuk yang mengimbangi impor dari Argentina dan Indonesia.
Kemudian produksi etanol, Komisi mengharapkan jagung untuk tetap menjadi bahan baku utama, dengan pangsa sekitar 44% sementara penggunaan gandum akan turun dan sereal lainnya serta gula akan tetap relatif stabil.
Komisi Uni Eropa memproyeksikan penggunaan biodiesel di kawasan tersebut akan diperkirakan melorot 24% menjadi 14,3 miliar liter pada 2031 setelah mencapai puncaknya pada 18,9 miliar liter pada 2023.
Penggunaan bioetanol tidak akan terlalu terpengaruh karena juga memiliki aplikasi non-bahan bakar, tetapi masih akan berkurang 10% menjadi 6,4 miliar liter pada 2031 setelah naik menjadi 7,1 miliar liter pada 2023.
Berdasarkan catatan Komisi Uni Eropa, penurunan konsumsi biodiesel diperkirakan akan mempengaruhi penggunaan minyak sawit karena kriteria keberlanjutan yang lebih ketat, sementara penggunaan minyak rapeseed diperkirakan akan tetap stabil, mewakili sekitar setengah dari bahan baku biodiesel.
Arahan energi terbarukan Uni Eropa, bahan bakar berbasis minyak sawit akan dihapus secara bertahap pada tahun 2030, karena minyak sawit telah diklasifikasikan sebagai penyebab deforestasi yang berlebihan, langkah ini menimbulkan protes dari dua produsen minyak sawit terbesar di dunia, Malaysia dan Indonesia.@
Rtr/TimEGINDO.co