Singapura | EGINDO.co – Impor minyak mentah Tiongkok dari pemasok utama Rusia turun pada bulan Juli sebesar 7,4 persen dari tahun sebelumnya, data resmi menunjukkan pada hari Selasa (20 Agustus), sejalan dengan penurunan luas dalam pembelian kilang Tiongkok yang dibatasi oleh permintaan bahan bakar yang lemah di dalam negeri.
Kedatangan minyak Rusia, termasuk melalui jaringan pipa dan pengiriman, berjumlah 7,46 juta metrik ton bulan lalu, atau 1,76 juta barel per hari (bph), menurut data dari Administrasi Umum Bea Cukai.
Itu dibandingkan dengan 2,05 juta bph pada bulan Juni dan 1,9 juta bph pada bulan Juli 2023.
Total pengiriman pada bulan Juli ke importir minyak mentah terbesar di dunia turun ke level terendah sejak September 2022 karena margin pemrosesan yang lemah dan permintaan bahan bakar yang rendah membatasi operasi di kilang milik negara dan independen.
Pengiriman dari pemasok nomor 2 Arab Saudi berjumlah total 6,41 juta ton, atau 1,51 juta barel per hari, naik 13 persen dari tahun sebelumnya.
Data menunjukkan volume tahun berjalan dari produsen teratas di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak adalah 46,79 juta ton, atau 1,6 juta barel per hari, turun 10 persen dari tahun ke tahun. Jumlah tersebut tertinggal di belakang pasokan Rusia sebesar 62,58 juta ton, atau 2,14 juta barel per hari, selama periode yang sama, naik 3 persen dari tahun ke tahun.
Impor dari Malaysia, pusat transshipment utama untuk minyak yang dikenai sanksi dari Iran dan Venezuela, melonjak 61 persen dari tahun ke tahun menjadi 6,21 juta ton, atau 1,46 juta barel per hari, sehingga menjadikan negara tersebut sebagai pemasok terbesar ketiga untuk bulan Juli.
Impor dari Malaysia mencapai 35,68 juta ton selama tujuh bulan pertama tahun ini, meningkat 21 persen dari tahun ke tahun.
Tiongkok tidak mencatat impor dari Iran atau Venezuela bulan lalu.
Pengiriman dari AS meningkat 53 persen dari tahun ke tahun pada bulan Juli menjadi 240.000 barel per hari.
Sumber : CNA/SL