Washington | EGINDO.co – Dana Moneter Internasional (IMF) sedikit menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) tahun 2023 pada hari Jumat (26 Mei), sembari mencatat bahwa perlambatan ekonomi kemungkinan akan menyebabkan sedikit peningkatan pengangguran pada tahun 2024.
“Perekonomian AS telah terbukti tangguh,” ujar direktur pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam sebuah konferensi pers, tidak lama setelah angka-angka terbaru dirilis.
Georgieva juga menyuarakan peringatan mengenai kebuntuan yang sedang berlangsung di Amerika Serikat dalam menaikkan batas pinjaman sebelum tenggat waktu 1 Juni, dan menyerukan kepada Partai Republik dan Demokrat di Kongres untuk mencapai “resolusi yang cepat”.
“Kami menganggap pasar Treasury AS sebagai jangkar untuk sistem keuangan global, dan jangkar ini perlu dipertahankan,” katanya.
Pertumbuhan produk domestik bruto riil di Amerika Serikat diperkirakan akan naik 1,7 persen tahun ini, naik dari 1,6 persen yang diperkirakan awal tahun ini, sebelum melambat menjadi 1 persen pada tahun 2024, kata IMF dalam sebuah pernyataan.
Tingkat pengangguran AS, yang saat ini berada di dekat rekor terendah, diperkirakan akan naik sedikit, dengan “pertumbuhan yang melambat, tetapi masih solid” mendorongnya naik menjadi 4,4 persen pada akhir tahun depan, kata pernyataan IMF.
“Pedang Bermata Dua”
Perkiraan baru IMF untuk AS ini mengikuti data-data terbaru yang mengindikasikan ekonomi yang tangguh meskipun ada kampanye agresif kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi yang tinggi oleh Federal Reserve AS, dan tekanan baru-baru ini di sektor perbankan.
Menyikapi inflasi, Georgieva mengatakan bahwa permintaan yang tangguh dan pasar tenaga kerja yang kuat telah menjadi “semacam pedang bermata dua” bagi perekonomian AS.
“Mereka tentu saja menjadi dorongan bagi keluarga-keluarga Amerika, namun mereka juga berkontribusi pada inflasi yang lebih persisten daripada yang telah diantisipasi,” katanya.
IMF saat ini memperkirakan inflasi akan tetap berada di atas target hingga tahun 2025.
Akibatnya, kata Georgieva, tugas Fed untuk menaikkan suku bunga “belum selesai”.
Suku bunga “perlu sedikit lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama”, jika The Fed ingin berhasil menurunkan inflasi kembali ke target jangka panjangnya sebesar 2 persen, katanya.
Perkiraan IMF mengindikasikan bahwa suku bunga pinjaman acuan the Fed perlu naik setidaknya 25 basis poin lagi untuk mengakhiri tahun ini di 5,4%, dan kemudian bertahan di sana hingga tahun depan.
Suku bunga acuan the Fed akan berada di bawah kisaran saat ini antara 5 persen dan 5,25 persen, demikian prediksi IMF.
Proyeksi terbaru The Fed dari bulan Maret menunjukkan bahwa suku bunga akan tetap pada tingkat saat ini tahun ini, sebelum turun menjadi 4,3% pada tahun 2024.
Sementara para analis masih terbagi pada kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan Fed berikutnya dari 13 Juni hingga 14 Juni, para pedagang berjangka saat ini memberikan peluang sekitar 67 persen bahwa bank sentral AS akan memilih untuk melakukannya, menurut data dari CME Group.
Sumber : CNA/SL