Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat turun signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, dengan penurunan hampir 1,33 persen atau sekitar 92 poin, berada pada level 7.087.
Pada akhir pekan lalu, IHSG ditutup sedikit menguat sebesar 0,5 persen, dengan net buy asing mencapai Rp268 miliar. Beberapa saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing antara lain BBRI, BBCA, BBNI, GOTO, dan BRIS.
Fanny Suherman, Kepala Riset Retail BNI Sekuritas, menyampaikan bahwa IHSG hari ini berpotensi menguji level support di angka 7.070 setelah adanya pengumuman kenaikan tarif oleh Presiden Trump, yang memberi dampak terhadap pergerakan pasar global. Apabila IHSG mampu bertahan di area tersebut, terdapat peluang untuk melanjutkan penguatan menuju level 7.320 dalam jangka menengah.
Fanny juga memperkirakan bahwa level support IHSG berada di kisaran 7.050 hingga 7.070, sementara level resist berada di rentang 7.150 hingga 7.200.
Bursa saham Amerika Serikat mengalami penurunan setelah Presiden Trump mengumumkan kenaikan tarif baru bagi mitra dagangnya, termasuk Tiongkok, Kanada, dan Meksiko. Indeks S&P 500 terkoreksi 0,50 persen, Dow Jones Industrial Average melemah 0,75 persen, dan Nasdaq Composite turun 0,28 persen. Saham-saham yang memiliki eksposur terhadap pasar Kanada, Meksiko, dan Tiongkok bereaksi negatif terhadap pengumuman tersebut.
Di bursa saham Asia, pergerakan indeks terbilang bervariasi setelah rilis data ekonomi terbaru di Jepang dan Australia. Indeks Nikkei 225 Jepang tercatat menguat 0,15 persen, sementara Topix naik 0,24 persen. Di pasar Korea Selatan, indeks Kospi melemah 0,77 persen, sementara di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,45 persen. Pasar saham di Hong Kong dan China tetap tutup karena libur Tahun Baru Imlek.
Bank of Japan juga telah merevisi proyeksi inflasi menjadi lebih tinggi dalam pertemuan bulan Januari, dan Deputi Gubernur Ryozo Himino menyebutkan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih lanjut jika perkembangan ekonomi dan harga sesuai dengan ekspektasi. Selain itu, Indeks Harga Produsen (PPI) Australia tercatat mengalami kenaikan sebesar 3,7 persen sepanjang tahun hingga Desember 2024.
Sumber: rri.co.id/Sn