IHSG Stagnan, Pelaku Pasar Masih Aksi Jual

ayar monitor pergerakan beragam indeks saham Bursa Efek Indonesia ditampilkan di Galeri Pasar Modal, gedung BEI, Jakarta.
ayar monitor pergerakan beragam indeks saham Bursa Efek Indonesia ditampilkan di Galeri Pasar Modal, gedung BEI, Jakarta.

Jakarta|EGINDO.co Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih stagnan hari ini. Dalam penutupan perdagangan Senin, (20/5/2024), IHSG ditutup menurun 0,69 persen (50,54 poin) ke level 7.266.

Penurunan IHSG disertai dengan net sell asing (jual bersih) oleh investor asing sebesar Rp75,6 miliar. Saham paling banyak dijual asing adalah BMRI, BBRI, BBCA, CUAN, dan SMGR.

“Hari ini IHSG berpotensi bergerak sideways (stagnan). Level support IHSG di 7.180-7.230, sedangkan level resist berada di 7.300-7.350,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman, Selasa (21/5/2024).

​Bursa global, di Asia Pasifik dan Amerika Serikat bergerak menguat pada Senin kemarin. Sejumlah faktor global dan regional mempengaruhi pergerakan indeks saham di kedua kawasan itu.

Baca Juga :  Pelaku Pasar Cermati Rencana IPO Nusantara Sawit Sejahtera

Indeks-indeks Wall Street mayoritas naik. Nasdaq menguat 0,65 persen, S&P 500 naik tipis 0,09 persen, hanya Dow Jones yang turun 0,49 persen.

Indeks Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi sepanjang masa. Penguatan Nasdaq ditopang oleh  melonjaknya saham teknologi Nvidia hingga 2 persen.

“Para Investor akan mencermati hasil fiskal kuartal pertama Nvidia yang akan dirilis pada Rabu sore. Untuk mengukur kekuatan reli yang didorong oleh saham-saham yang mengembangkan Artifical Intelligence (AI),” ujar Fanny.

Pasar saham Asia-Pasifik menguat pada perdagangan Senin. Kenaikan didorong oleh rilis data ekonomi dan pandangan optimis terhadap tren suku bunga tinggi akan berakhir tahun ini.

Indeks Nikkei 225 Jepang melesat 0,73 persen, KOSPI Korea Selatan naik 0,64 persen, S&P/ASX 200 Australia menguat 0,63 persen.

Baca Juga :  BI Pertahankan Suku Bunga Enam Persen

Hang Seng Hong Kong bertambah 0,42 persen dan Shanghai Composite Tiongkok juga naik 0,54 persen. Indeks saham Tiongkok naik dipengaruhi oleh kebijakan People’s Bank of China (PBOC).

PBOC memutuskan untuk mempertahankan Suku Bunga Dasar Kredit (LPR) stabil di seluruh jangka waktu.  Sesuai ekspektasi pasar, PBOC mempertahankan LPR satu tahun dan lima tahun masing- masing pada 3,45 persen dan 3,95 persen.

Dari domestik, Bank Indonesia  melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Pada triwulan I-2024, NPI defisit 6 miliar dolar AS.

Begitu juga dengan transaksi berjalan. Defisit mencapai 2,2 miliar dolar AS atau 0,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top