Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan tajam, melemah sebesar 162 poin atau 2,41 persen ke level 6.587,08. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa pelemahan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian global dan melemahnya nilai tukar rupiah.
“Kondisi global yang tidak menentu serta depresiasi rupiah memberikan tekanan terhadap IHSG,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, kepada RRI, Selasa (26/2/2025).
Berikut beberapa faktor utama yang menyebabkan IHSG merosot:
1. Ketidakpastian Global dan Pelemahan Rupiah
Gejolak ekonomi global berdampak pada kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia. Pelemahan nilai tukar rupiah semakin memperburuk sentimen, sehingga investor cenderung melakukan aksi jual.
2. Penurunan Peringkat MSCI
Morgan Stanley Capital International (MSCI) menurunkan peringkat saham Indonesia dari equal weight menjadi underweight. Akibatnya, arus investasi asing berkurang, memberikan tekanan tambahan pada IHSG.
3. Dampak Kebijakan Danantara
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pasar modal Indonesia. Namun, OJK menilai bahwa efeknya terhadap IHSG dalam jangka pendek masih terbatas.
Sejak awal 2025, IHSG terus mengalami tren pelemahan dari kisaran 7.100 hingga turun ke level 6.500-an. Meski mayoritas saham mengalami koreksi, beberapa saham justru mencatat lonjakan signifikan.
Saham yang Menguat di Tengah Koreksi IHSG
-
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
Saham emiten teknologi ini mencatatkan lonjakan luar biasa, meningkat hingga 1.600 persen dalam satu tahun terakhir. Kenaikan ini didorong oleh ekspansi bisnis serta kerja sama strategis dengan PLN Icon Plus dalam layanan broadband. -
PT Era Digital Media Tbk (AWAN)
Saham AWAN mengalami koreksi setelah reli panjang, tetapi berpotensi mengalami pemulihan (pullback). Perusahaan optimistis kinerja positif akan berlanjut hingga akhir 2024 berdasarkan laporan keuangan sebelumnya.
Meskipun IHSG tengah mengalami tekanan, beberapa saham masih mampu mencatatkan kenaikan signifikan. Investor disarankan tetap berhati-hati dalam memilih saham di tengah tingginya volatilitas pasar.
Sumber: rri.co.id/Sn