IHSG Menguat ke Level 7.069, Didukung Arus Masuk Dana Asing dan Sentimen Global

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan tren penguatan sejak awal perdagangan hari ini. Berdasarkan data RTI Business, IHSG tercatat menembus level 7.069 hingga pukul 10.30 WIB.

Pada perdagangan Rabu (14/5), IHSG ditutup menguat sebesar 2,15 persen, disertai aksi beli bersih (net buy) oleh investor asing senilai Rp2,8 triliun. Saham-saham yang paling banyak dikoleksi oleh investor asing antara lain BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, dan TPIA.

Kepala Riset Ritel BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyampaikan bahwa IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatan apabila mampu menembus level resistance 7.000 secara meyakinkan. Namun demikian, ia mengingatkan agar investor tetap waspada jika IHSG gagal melampaui batas tersebut, karena potensi koreksi dalam skala terbatas masih terbuka.

“IHSG hari ini berpotensi melanjutkan penguatan apabila berhasil menembus di atas 7.000. Namun hati-hati jika belum mampu melewati resistance kuat di 7.000, IHSG berpotensi mengalami koreksi terbatas,” ujar Fanny dalam risetnya, Kamis (15/5/2025).

Sentimen Positif dari Global

Kinerja bursa saham global turut memberikan dampak positif bagi pasar domestik. Pada perdagangan kemarin, bursa saham Amerika Serikat dan Asia Pasifik kompak mencatatkan penguatan. Sentimen positif tersebut dipicu oleh kesepakatan sementara mengenai pengurangan tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjelaskan bahwa derasnya aliran dana asing yang masuk ke pasar domestik kemarin juga dipengaruhi oleh perkembangan global tersebut. Tren penguatan di berbagai bursa dunia mendorong meningkatnya minat investor terhadap aset berisiko.

“Di bursa saham Amerika Serikat, indeks S&P500 tercatat mengalami penguatan selama tiga hari berturut-turut. De-eskalasi ketegangan perang dagang antara AS dan Tiongkok pada awal pekan ini menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan tersebut,” jelas Rully Arya Wisnubroto, Analis Mirae Asset Sekuritas.

Harga Emas Tertekan, Risiko Masih Mengintai

Lebih lanjut, Rully menambahkan bahwa membaiknya selera risiko (risk appetite) di pasar sejak awal pekan turut menekan harga emas secara signifikan. Dalam dua hari terakhir, harga emas terpantau berada di bawah level USD3.200 per troy ons.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa penguatan pasar saat ini masih bersifat jangka pendek. Risiko ketegangan geopolitik masih membayangi apabila belum tercapai solusi komprehensif dalam penyelesaian konflik dagang.

“Saat ini terjadi penguatan pasar dalam jangka pendek karena adanya kesepakatan sementara antara AS dan Tiongkok. Namun prospek ekonomi global secara mendasar masih penuh ketidakpastian,” kata Rully.

Ia menegaskan bahwa potensi kembalinya eskalasi konflik tetap ada, kecuali kedua negara berhasil mencapai kesepakatan final yang menyeluruh.

Sumber: rri.co.id/Sn

Scroll to Top