IHSG Melemah Tipis ke 7.080, Sektor Bahan Baku Tertekan

Seorang pengunjung sedang memotret indeks harga saham yang terpampang di papan elektronik di Gedung Bursa Efek Indonesia.
Seorang pengunjung sedang memotret indeks harga saham yang terpampang di papan elektronik di Gedung Bursa Efek Indonesia.

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berada di zona merah pada penutupan perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah sebesar 0,04 persen atau sekitar 3 poin ke level 7.080, Rabu (8/1/2025).

Pada sesi pertama perdagangan, IHSG sempat bergerak di zona hijau dan menyentuh level tertinggi di 7.129. Namun, pada sesi kedua, IHSG berbalik melemah hingga mencapai level terendah di 7.046.

Menurut Tim Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, faktor eksternal menjadi pengaruh dominan dalam pergerakan bursa saham di Asia, termasuk Indonesia. Bursa saham Asia ditutup dengan hasil yang beragam akibat penguatan nilai tukar dolar AS yang menekan mata uang utama seperti yen, euro, dan yuan.

Baca Juga :  Adat Istiadat Suku Betawi Bagi Perempuan Menjelang Pernikahan

“Penguatan dolar AS membuat pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memperlambat pemangkasan suku bunga. Hal ini sejalan dengan data ekonomi Amerika Serikat yang stabil. Diperkirakan, The Fed baru akan memangkas suku bunga pertama pada Juli 2025,” ujar Tim Pilarmas.

Sementara itu, bank sentral Eropa diproyeksikan akan lebih agresif dengan pemangkasan suku bunga hingga 100 basis poin pada tahun ini. Pasar juga menantikan data Non-Farm Payrolls Amerika Serikat, yang diperkirakan mencatat kenaikan sebanyak 154.000 pada Desember, setelah sebelumnya bertambah 227.000 pada November.

Di pasar saham domestik, sebanyak 358 saham mengalami penurunan harga, 316 saham stagnan, dan 276 saham mencatat kenaikan. Tekanan terbesar terhadap IHSG berasal dari sektor bahan baku, barang konsumsi siklikal, dan sektor industri.

Baca Juga :  Hari Ini, Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG

Saham yang paling aktif diperdagangkan hari ini masih didominasi oleh saham sektor perbankan, seperti BMRI, BBRI, dan BBCA. Selain itu, saham RAJA, PANI, dan BREN juga mencatat aktivitas perdagangan tinggi.

Volume perdagangan mencapai 16,13 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp9,23 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat mencapai satu juta kali, sementara kapitalisasi pasar mencapai Rp12.372 triliun.

Sumber: rri.co.id/Sn

 

Bagikan :
Scroll to Top