IHSG Melemah Pasca Peluncuran BPI Danantara, Investor Bersikap Wait and See

TELKOM MASUK DANANTARA - Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional Bambang PS Brodjonegoro di acara Digital Economic Forum 2025 di Jakarta, Selasa (25/2/2025). Bambang bilang, Telkom akan masuk ke pengelolaan Danantara dan memperluas jaringan hingga ke pedesaan.
TELKOM MASUK DANANTARA - Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional Bambang PS Brodjonegoro di acara Digital Economic Forum 2025 di Jakarta, Selasa (25/2/2025). Bambang bilang, Telkom akan masuk ke pengelolaan Danantara dan memperluas jaringan hingga ke pedesaan.

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan pada awal pekan ini, bertepatan dengan peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 24 Februari 2025. Pada penutupan perdagangan hari tersebut, IHSG melemah 53,4 poin atau 0,78 persen ke level 6.749,6.

Pada perdagangan Selasa, 25 Februari 2025, IHSG kembali melanjutkan tren penurunan. Setelah sempat menguat 13,3 poin atau 0,2 persen ke level 6.762 pada awal sesi, IHSG kemudian mengalami penurunan tajam hingga 2 persen dalam 90 menit pertama perdagangan.

Penasehat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang PS Brodjonegoro, menilai bahwa perilaku pasar yang cenderung “wait and see” menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pergerakan IHSG. Investor kemungkinan sedang menunggu kepastian mengenai dampak operasional BPI Danantara terhadap kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Baca Juga :  FAA AS Selidiki Laporan Puing Roket SpaceX Jatuh di Turks dan Caicos

Selain itu, Bambang juga mengungkapkan adanya kekhawatiran di kalangan investor terhadap potensi perubahan kebijakan dividen oleh perusahaan-perusahaan BUMN. “Perusahaan BUMN yang selama ini memberikan dividen cukup besar kepada investor mungkin dikhawatirkan akan mengurangi jumlah pembagian dividen. Namun, saya yakin hal tersebut bukan bagian dari strategi yang akan diterapkan,” ujar Bambang dalam acara Digital Economic Forum 2025, Selasa (25/2/2025).

BPI Danantara sendiri merupakan lembaga yang bertugas mengelola investasi pemerintah guna mengonsolidasikan serta mengoptimalkan investasi negara dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahap awal, tujuh BUMN akan berada di bawah pengelolaan BPI Danantara, yakni PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Telkom Indonesia Tbk, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID).

Baca Juga :  Muhammadiyah: Hari Raya Idul Fitri Pada 21 April 2023

Meskipun terdapat kekhawatiran dari investor, para pimpinan bank BUMN yang tergabung dalam BPI Danantara tetap optimistis bahwa keberadaan lembaga ini akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan bisnis di masa depan. Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menegaskan bahwa pembentukan BPI Danantara bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan BUMN, sehingga menghasilkan dividen lebih tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk investasi lanjutan.

Secara keseluruhan, pembentukan BPI Danantara diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pengelolaan aset negara serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, pasar tampaknya masih menunggu kepastian lebih lanjut mengenai implementasi serta dampak operasional dari lembaga ini terhadap kinerja BUMN dan kebijakan dividen yang akan diterapkan.

Baca Juga :  Setidaknya 151 Tewas Dalam Kerumunan Acara Halloween Seoul

Sumber: Tribunnews.com/Sn

Bagikan :
Scroll to Top