IHSG Melemah ke 6.794 di Tengah Reshuffle Kabinet dan Keputusan BI Menahan Suku Bunga

ilustrasi Suasana Main Hall Bursa Edek Indonesia. Pengunjung bisa memantau langsung pergerakan indeks harga saham dari papan elektronik.
ilustrasi Suasana Main Hall Bursa Edek Indonesia. Pengunjung bisa memantau langsung pergerakan indeks harga saham dari papan elektronik.

Jakarta|EGINDO.co  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 6.794,87 pada Rabu (19 Februari 2025), turun 1,14% atau 78,68 poin. Pelemahan ini terjadi di tengah perombakan Kabinet Merah Putih dan keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 5,75%.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sempat dibuka pada 6.873,55, lalu bergerak ke posisi tertinggi 6.886,92 sebelum akhirnya ditutup di zona merah. Sepanjang perdagangan, tercatat 235 saham menguat, 379 saham melemah, dan 341 saham stagnan, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp11.730 triliun.

Saham Kapitalisasi Besar Bergerak Beragam

Beberapa saham berkapitalisasi besar mencatatkan kenaikan, di antaranya:

  • PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang melonjak 9,22% ke Rp8.000 per saham.
  • PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) yang naik 1,31% menjadi Rp36.750 per saham.

Sebaliknya, saham dengan kapitalisasi besar yang mengalami koreksi meliputi:

  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang melemah 5,05% ke Rp5.175 per saham.
  • PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang turun 4,42% menjadi Rp7.025 per saham.

Analisis Pergerakan IHSG

Menurut Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, IHSG pada sesi pertama perdagangan sempat ditutup di level 6.838,055, atau melemah 0,51%. Secara teknikal, indikator MACD menunjukkan pola sideways, sementara Stochastic RSI berada di area jenuh beli (overbought).

“Oleh karena itu, kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 6.800 – 6.850 pada sesi kedua perdagangan hari ini,” ujar Valdy.

Keputusan Bank Indonesia untuk kembali mempertahankan suku bunga di level 5,75% juga menjadi faktor yang diperhatikan pasar. Langkah ini dinilai selaras dengan upaya menjaga inflasi 2025 – 2026 agar tetap terkendali di kisaran 2,5% ± 1%. Valdy menambahkan, BI akan terus mencermati prospek inflasi, pertumbuhan ekonomi, serta nilai tukar rupiah dalam menentukan kebijakan suku bunga ke depan.

Reshuffle Kabinet: Brian Yuliarto Dilantik sebagai Menteri Dikti Saintek

Di sisi lain, Presiden RI Prabowo Subianto melakukan perombakan pertama dalam Kabinet Merah Putih, dengan melantik Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek). Ia menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam sisa masa jabatan 2024 – 2029.

“Presiden mengangkat Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Kabinet Merah Putih dalam sisa masa jabatan 2024 – 2029,” demikian isi Keputusan Presiden (Keppres) yang dibacakan pada sore hari ini.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan maupun kerugian yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Bagikan :
Scroll to Top