Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah ke zona merah pada perdagangan jeda siang, Jumat (19/12/2025). IHSG tercatat turun 0,57 persen atau 49,53 poin ke level 8.568, setelah sebelumnya dibuka menguat di posisi 8.657.
Pelemahan indeks dipicu kombinasi sentimen eksternal dan domestik. Dari sisi global, pasar merespons peringatan Bank Dunia terkait potensi terjadinya bencana besar di wilayah Sumatra yang dinilai dapat memberikan tekanan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di dalam negeri, sentimen pasar juga dibayangi oleh dinamika kebijakan ketenagakerjaan. Penolakan dari serikat pekerja dan pelaku usaha terhadap formula pengupahan tahun 2026 dinilai menambah ketidakpastian iklim usaha, sehingga mendorong investor bersikap wait and see.
Tim Analis Pilarmas Investindo Sekuritas menilai pelemahan IHSG masih relatif terbatas, namun tekanan diperkirakan berlanjut dalam jangka pendek. “IHSG melemah terbatas setelah Bank Dunia memperingatkan bahwa bencana besar di Sumatra dapat membebani pertumbuhan ekonomi domestik,” tulis Pilarmas dalam risetnya.
Secara teknikal, IHSG diperkirakan masih bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah dan berpotensi menguji area support pada kisaran 8.550–8.600.
Sementara itu, mayoritas bursa saham Asia bergerak menguat. Sentimen positif kawasan didorong oleh keputusan Bank of Japan (BoJ) yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen. Kebijakan tersebut dipandang mencerminkan keyakinan otoritas moneter Jepang terhadap stabilitas dan pemulihan ekonomi, sehingga memberikan dorongan bagi pasar regional.
Meski demikian, penguatan bursa Asia belum sepenuhnya mampu menahan tekanan di pasar saham domestik, seiring pelaku pasar masih mencermati perkembangan risiko ekonomi dan kebijakan di dalam negeri. (Sn)