IHSG Melemah di Awal Pekan, Airlangga Tegaskan Fondasi Ekonomi RI Masih Kokoh

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co  Bursa saham Indonesia dibuka dengan tekanan berat pada awal perdagangan Senin ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah hingga 3,31%, sebelum pulih sebagian dan membatasi pelemahan menjadi sekitar –2,16% pada pukul 10.50 WIB.

Kinerja ekonomi sejatinya tetap sehat, demikian ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Bursa Efek Indonesia. Ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II mencatat angka positif sebesar 5,12% secara year-on-year, sedangkan PMI manufaktur pada Agustus berada di level 51,5, menandakan kondisi ekspansi berkelanjutan.

Indikator Penopang Lainnya

  • IHSG mencetak rekor tertinggi (all time high) pada pekan sebelumnya, dengan penutupan di level 7.952,08 pada 28 Agustus.

  • Nilai tukar rupiah relatif stabil di kisaran Rp16.490 per dolar AS, meskipun telah melemah 2,35% sejak awal tahun.

  • Faktor penguatan ekonomi lainnya meliputi surplus neraca perdagangan, konsumsi domestik yang tangguh, tinggi pergerakan masyarakat, dan inisiatif stimulus seperti diskon belanja 17% pada kuartal IV untuk menjaga daya beli.

  • Kenaikan impor barang modal hingga 32,5% pada kuartal II menunjukkan potensi ekspansi sektor industri di kuartal mendatang.

  • Airlangga juga menegaskan bahwa efek dari ketidakstabilan sosial-politik bersifat sementara, dan pemerintah terus mendorong optimisme jangka menengah hingga panjang.

Tekanan Pasar dan Risiko Demo

Sentimen negatif dominan pada akhir pekan lalu diwarnai demonstrasi di ibukota dan sejumlah daerah. Pergerakan pasar mencerminkan tekanan ini, dengan IHSG turun 1,53% pada Jumat (29/8) hingga mencapai 7.830,49 dan menyebabkan kapitalisasi pasar menyusut sebesar Rp195 triliun. Investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp1,12 triliun, sehingga akumulasi net sell sepanjang tahun mencapai Rp50,94 triliun.

Saham-saham berkapitalisasi besar seperti BBCA, BBRI, BREN, TLKM, TPIA, BRPT, BMRI, EMTK, ASII, dan BBNI menjadi kontributor utama pelemahan IHSG.

Selain itu, menurut liputan Reuters, Bank Indonesia telah bertindak stabilisasi melalui intervensi pasar valuta asing, sementara otoritas bursa menilai bahwa fundamental pasar modal Indonesia tetap kokoh.

Meskipun pasar menunjukkan volatilitas akibat gejolak sosial-politik, indikator makro dan fundamental ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan. Pemerintah, melalui pernyataan Airlangga, meyakini bahwa koreksi pasar bersifat jangka pendek, sementara prospek jangka menengah dan panjang tetap optimis.

Sumber: Bisnis.com/Sn

 

Scroll to Top