IHSG Masih Berpeluang Menguat ke Rentang 7.120

Ilustrasi beragam indeks saham yang ditampilkan di Galeri Pasar Modal di gedung Bursa Efek Indonesia
Ilustrasi beragam indeks saham yang ditampilkan di Galeri Pasar Modal di gedung Bursa Efek Indonesia

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang menguat ke rentang 7.120, Selasa (14/5/2024). IHSG naik 0,15 persen (10,46 poin) ke level 7.099, Dalam penutupan perdagangan Senin pekan ini.

Analis BNI Sekuritas menyebutkan, meski IHSG naik, masih terjadi net sell (jual bersih) oleh asing sebesar Rp776 miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBRI, BBCA, BMRI, MDKA, dan ICBP.

“Hari ini IHSG ada potensi menguat terbatas. Level support IHSG di 7.030-7.080, sedangkan level resist di 7.120-7.160,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman dalam analisisnya.

​Fanny menilai, pergerakan bursa global bervariasi, menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat pekan ini. Bursa Asia Pasifik mayoritas melemah, dan bursa Wall Street ditutup dengan posisi indeks beragam pada Senin kemarin.

Baca Juga :  TIKI Kenalkan Mail Room Di Trade Expo Indonesia BSD City

Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,21 persen, indeks S&P 500 terkoreksi 0,02 persen, dan Nasdaq menguat 0,29 persen. Indeks S&P 500 melemah saat penantian investor akan pembacaan data inflasi dan laporan pendapatan utama dirilis pekan ini.

“Survei Federal Reserve Bank of New York yang dirilis Senin, memperkirakan inflasi sebesar 3,3 persen secara tahunan.  Lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan Maret sebesar tiga persen,” ujar Fanny.

Sebagian besar indeks saham di Asia Pasifik melemah, menyusul data ekonomi Tiongkok yang menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Indeks Nikkei 225 melemah 0,13 persen, Shanghai Composite turun 0,21 persen, KOSPI turun tipis 0,02 persen.

Hang Seng menguat 0,80 persen, ASX 200 naik tipis 0,01 persen, dan Straits Times menguat 0,39 persen. Pelemahan bursa Asia juga dipengaruhi berita tentang Presiden AS Joe Biden berencana meningkatkan tarif beberapa barang dari Tiongkok.

Baca Juga :  Saham Asia Menguat Seiring Tindakan China Sektor Perumahan

“Biden akan menaikkan tarif dua kali lipat, tiga kali lipat, dan empat kali lipat pada beberapa barang asal Tiongkok pekan ini. Total tarif kendaraan listrik di Tiongkok akan naik menjadi 102,5 persen dari 27,5 persen,” ucap Fanny.

Sementara itu, kredit di Tiongkok menyusut untuk pertama kalinya pada April  2024. Hal ini disebabkan penjualan obligasi pemerintah melambat, sehingga mempengaruhi sentimen pasar di Asia.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top