IHSG Masih Akan Terkoreksi setelah Menguat

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan mengalami koreksi hari ini, Jumat (19/4/2024). IHSG menguat 35,97 poin (0,50 persen) ke level 7.166, pada penutupan perdagangan Kamis pekan ini.

“Hari ini IHSG berpotensi melanjutkan koreksi sepanjang belum break di atas 7.200- 7.230. Level support berada di 7.070-7.120 dan level resist berada di 7.200-7.230,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman dalam analisisnya.

​Meskipun naik, perdagangan hari Kamis kemarin masih disertai net sell (jual bersih) oleh investor asing sebesar Rp568 miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBCA, TLKM, BBRI, ASII, dan ISAT.

Mayoritas bursa di kawasan Asia-Pasifik juga menguat. Namun, indeks saham di Wall Street, Amerika Serikat melemah dalam penutupan perdagangan kemarin.

Baca Juga :  Sandwich Generation, Bagaimana Solusinya

Penurunan indeks di Wall Street disebabkan sikap investor mengevaluasi laporan pendapatan perusahaan terbaru. Serta mencermati data ekonomi dan komentar pejabat The Fed yang mengisyaratkan tidak memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Indeks S&P 500 kehilangan 0,24 persen, Nasdaq Composite kehilangan 0,52 persen. Namun, Dow Jones Industrial Average naik 0,06 persen.

Saham Netflix turun sekitar 4 persen dalam perdagangan yang diperpanjang setelah membukukan hasil kuartalannya. Data ekonomi menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja di AS tetap tangguh.

“Klaim pengangguran awal mingguan tidak berubah dari minggu sebelumnya sebesar 212 ribu. Sementara, ukuran manufaktur di wilayah Atlantik tengah naik ke level tertinggi dalam dua tahun,” ujar Fanny.

Baca Juga :  BPS Catat Daerah Alami Kenaikan Beras Kembali Bertambah

Pasar saham Asia-Pasifik yang mayoritas menguat  dipengaruhi kejatuhan Wall Street, utamanya pada indeks S&P 500 dan Nasdaq. Saham-saham teknologi menjadi pemberat pasar, karena saham Nvidia turun hampir 4 persen.

Penurunan juga terjadi pada saham Netflix, Meta, Apple, dan Microsoft. Teknologi menjadi sektor di indeks S&P 500 dengan kinerja terburuk, yakni turun 1,7 persen.

“Investor di Asia akan menilai tingkat pengangguran Australia. Ini merupakan metrik yang dipertimbangkan bank sentral negara tersebut ketika mempertimbangkan kebijakan moneter,” ucap Fanny.

Indeks ASX 200 Australia naik 0,48 persen setelah rilis angka pengangguran, pun Nikkei 225 Jepang menguat 0,31 persen. Indeks Topix naik 0,54 persen, Kospi Korea Selatan melesat 1,94 persen, dan Hang Seng Hong Kong naik 0,82 persen.

Baca Juga :  Kartu E-Tol Bisa Mengalami Expired / Kedaluarsa

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top