IHSG Diprediksi Stagnan, Pasar Masih Menunggu

Papan informasi saham dan IHSG di Main Hall Bursa Efek Indonesia
Papan informasi saham dan IHSG di Main Hall Bursa Efek Indonesia

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan stagnan dalam perdagangan hari ini, Rabu (15/5/2024). Akibatnya, pasar saham pun masih wait and see (menunggu dan melihat).

IHSG turun 0,22 persen (15,49 poin). Level IHSG pun  menjadi 7.083, saat penutupan perdagangan Selasa pekan ini.

​Perdagangan di pasar saham, masih disertai dengan net sell (jual bersih) oleh investor asing sebesar Rp767 miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah ASII, BBRI, BMRI, BRIS, dan CTRA.

“Hari ini IHSG berpotensi sideways (stagnan) menunggu pengumuman inflasi Amerika Serikat nanti malam. Level support IHSG di 7.030-7.080, sedangkan level resist berada di 7.120-7.160,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman.

Baca Juga :  Kapal Tempur AS Secara Ilegal Memasuki Wilayah Perairan

Ia melanjutkan, bursa global bergerak bervariasi, dalam perdagangan Selasa kemarin. Indeks saham Wall Street, menguat setelah rilis data ekonomi terbaru di AS.

Indeks Nasdaq naik 0,75 persen, Dow Jones Industrial Average menguat 0,32 persen dan  S&P 500 bertambah 0,48 persen. Pembacaan indeks harga produsen (IHP) untuk April berada di atas perkiraan.

“IHP naik 0,5 persen dari bulan sebelumnya, lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 0,3 persen. Sehingga mengurangi ekspektasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunganya pada akhir tahun ini,” ucap Fanny.

Ia menambahkan, bursa saham Asia Pasifik ditutup bervariasi dalam perdagangan kemarin.  Indeks Nikkei menguat 0,46 persen dan Topix naik 0,25 persen.

Baca Juga :  IHSG Diprediksi Stagnan Dipengaruhi Pasar Tunggu Data Inflasi

Indeks Hang Seng melemah 0,22 persen, indeks Shanghai melemah 0,07 persen, dan ASX 200 Australia turun 0,30 persen. Sementara itu, KOSPI Korea Selatan naik 0,11 persen dan Straits Times Singapura menguat 0,29 persen.

“Investor di Asia tengah mengamati angka inflasi India,” ujarnya. “Data yang dirilis pada Senin kemarin menunjukkan bahwa indeks harga konsumen India naik 4,83 persen tahun ke tahun”.

Selanjutnya, kata Fanny, data yang dirilis Bank of Japan menunjukkan bahwa inflasi korporasi stabil di bulan April. Namun, harga impor melonjak 6,4 persen dari tahun ke tahun di bulan lalu, kemungkinan karena penurunan tajam yen.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top