IHSG Diprediksi Stagnan Jelang Rilis Data Inflasi BPS

Papan informasi saham di Gedung Bursa Efek Indonesia
Papan informasi saham di Gedung Bursa Efek Indonesia

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak stagnan, menjelang rilis data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (1/3/2024). IHSG turun 12,52 poin (0,17 persen) ke level 7.316,11, dalam penutupan perdagangan Kamis pekan ini.

Tim analisis BNI Sekuritas menyebutkan, penurunan IHSG disertai net sell (jual bersih) sebesar Rp639 miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBCA, BBRI, BMRI, CUAN, dan PGAS.

“Hari ini IHSG masih berpotensi bergerak sideways (stagnan) cenderung menguat terbatas. Level resistance di rentang 7.350-7.400 dan level support di rentang 7.250-7.280,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman.

Di dalam negeri, tambahnya, BPS akan merilis data inflasi bulan Februari 2024 hari ini. Ada kekhawatiran inflasi akan meningkat, akibat kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.

Baca Juga :  Rangkuman Aktivitas Besar APP Sinarmas Pada Bulan Mei 2022

​Bursa Asia Pasifik bergerak bervariasi, Kamis pekan ini. Sementara indeks saham di Wall Street di AS bergerak menguat.

Dow Jones menguat 0,12 persen, indeks S&P 500 naik 0,52 persen, Nasdaq Composite naik 0,90 persen. Menurut Fanny, Wall Street menguat ditopang oleh Nvidia dan saham teknologi lainnya, yang mengembangkan Artificial Intelligence (AI).

“Keuntungan yang diraih perusahaan teknologi seperti Nvidia dan Microsoft telah memicu reli baru di Wall Street. Harga saham Nvidia pekan lalu melonjak setelah pembuat chip tersebut memperkirakan lonjakan pendapatan,” ujar Fanny.

Ia melanjutkan, Nvidia memperkirakan pendapatannya naik tiga kali lipat di kuartal pertama tahun ini. Lonjakan pendapatan disebabkan kuatnya permintaan untuk chip AI.

Baca Juga :  PM Johnson Kembali Dalam Krisis Setelah Tur Ke Luar Negeri

AS pada Kamis malam juga merilis data inflasi belanja personal (personal consumption expenditure/PCE) bulan Januari 2024. Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi PCE pada Januari naik menjadi 2,4 persen secara tahunan dan tumbuh 0,3 persen secara bulanan.

Menurutnya, data PCE AS sesuai perkiraan pasar. Angka bulanan lebih tinggi dari bulan sebelumnya, namun secara tahunan lebih rendah dari Desember 2023 yang tumbuh 2,6 persen.

Di kawasan Asia Pasifik, imbuhnya, mayoritas bursa bergerak bervariasi pada perdagangan Kamis kemarin. Para investor masih wait and see menanti rilis data inflasi belanja personal di AS dan data ekonomi penting lainnya.

Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,11 persen, Hang Seng Hong Kong 0,15 persen, dan KOSPI Korsel 0,37 persen. Indeks ASX 200 Australia menguat 0,50 persen, Shanghai Composite Tiongkok 1,94 persen, dan Straits Times Singapura 0,09 persen.

Baca Juga :  Lailatul Qadr, Malam Anugrah Langsung dari Allah untuk Kita

Simber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top