IHSG Diprediksi “Rebound” Dipengaruhi Kebijakan Sejumlah Bank Sentral

Patung banteng Wuling di gedung Bursa Efek Indonesia simbol naiknya IHSG (Bullish)
Patung banteng Wuling di gedung Bursa Efek Indonesia simbol naiknya IHSG (Bullish)

Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali menguat (rebound) hari ini, dipengaruhi kebijakan sejumlah Bank Sentral. IHSG ditutup turun tajam 2,14 persen ke level 6.947, Rabu pekan ini.

Penurunan IHSG salah satunya disebabkan net sell (jual bersih), oleh investor asing sebesar Rp82,7 miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBRI, SMGR, BMRI, TPIA, dan TOWR.

“Hari ini IHSG berpotensi rebound terbatas setelah Bank of Canada  memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Bank Sentral Eropa (ECB) juga  kemungkinan memangkas suku bunganya pekan ini untuk pertama kali,” kata Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman, Kamis (6/6/2024).

Baca Juga :  Perempuan Bisa Mendaftar Haji Tanpa Pendamping Laki-Laki.

​Fanny memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini di level support IHSG antara 6.870-6.950. Sedangkan di level resist berada di rentang 6.980-7.050.

Bursa saham global ditutup bervariasi pada Rabu kemarin. Bursa Wall Street di Amerika Serikat kompak menguat, sedangkan indeks bursa di Asia bergerak beragam.

Di AS, Dow Jones ditutup naik 0,25 persen, S&P 500 1,18 persen, dan Nasdaq Composite menguat 1,96 persen. Hasil ini menunjukkan, S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi.

“Rekor terjadi terutama didukung oleh saham-saham teknologi. Sentimen pasar positif terhadap kebijakan suku bunga The Fed, setelah investor mencerna data ekonomi Amerika Serikat,” ucap Fanny.

Ia menambahkan, di Asia Pasifik, pasar sedang menunggu data pertumbuhan ekonomi Australia, menyebabkan bursa saham melemah Rabu kemarin. Indeks Nikkei 225 melemah 0,89 persen, Hang Seng turun 0,10 persen dan Shanghai melemah 0,83 persen.

Baca Juga :  Saham Asia Turun Jelang Pertemuan Bank Sentral Timur Tengah

Sedangkan, indeks Kospi menguat 1,03 persen dan S&P/ASX 200 naik 0,41 persen ke 7.769. Bursa Asia bervariasi juga karena respons pasar terhadap hasil Pemilu di India.

Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi di luar dugaan gagal menjadi mayoritas di majelis rendah parlemen. Namun, Modi dipastikan akan melanjutkan kepemimpinannya di India, untuk masa jabatan ketiga kalinya.

Sosok Modi dipandang sebagai figur yang sukses memperkuat perekonomian India. Sehingga, perekonomian India menjadi salah satu yang kinerjanya terbaik di Asia.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top