Jakarta|EGINDO.co Penurunan data inflasi Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini. Data tersebut dapat menjadi katalis bagi IHSG untuk menguat kembali setelah mengalami penurunan pada penutupan perdagangan hari Rabu kemarin.
Fanny Suherman, Kepala Riset Retail BNI Sekuritas, menjelaskan, “Hari ini IHSG berpotensi untuk menguat kembali setelah data inflasi AS yang turun di bawah ekspektasi. Penurunan ini dapat memperkuat peluang pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada minggu depan.”
Level support IHSG hari ini diperkirakan berada pada rentang 7.660-7.700, sedangkan level resist berada pada rentang 7.820-7.860. Meskipun IHSG turun 0,01 persen pada Rabu kemarin, tercatat adanya net buy asing sebesar Rp85 miliar, dengan saham-saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing adalah BMRI, BBCA, BRIS, BREN, dan BBNI.
Di sisi lain, bursa saham Wall Street mengalami penguatan pada Rabu kemarin, didorong oleh sektor teknologi. Penguatan sektor ini membantu mengimbangi kekecewaan investor terhadap laporan inflasi. Indeks Dow Jones (DJIA) naik 0,31 persen, S&P 500 naik 1,07 persen, dan Nasdaq Composite naik 2,17 persen.
Di kawasan Asia Pasifik, bursa saham ditutup dengan hasil yang bervariasi. Indeks Nikkei Jepang turun 1,49 persen, KOSPI Korea Selatan turun 0,40 persen, dan ASX 200 Australia turun 0,30 persen. Indeks Taiex Taiwan turun 0,16 persen dan FTSE Malay KLCI turun 1,24 persen, sedangkan Straits Times Index (STI) mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen.
Sumber: rri.co.id/Sn