Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta menunjukkan potensi untuk melanjutkan penguatannya setelah membuka perdagangan pagi ini di level 7.261, mengalami kenaikan dari penutupan sebelumnya di level 7.253 pada hari Jumat. Fanny Suherman, Kepala Analis Riset Retail dari BNI Sekuritas, menyampaikan bahwa IHSG berpeluang menguat lebih lanjut menyusul data pengangguran di Amerika Serikat yang melampaui ekspektasi.
Menurut Fanny, data Non-Farm Payrolls mencatatkan pertambahan 206 ribu pekerjaan pada bulan Juni, meskipun tingkat pengangguran sedikit meningkat menjadi 4,1 persen. Hal ini berdampak pada penurunan imbal hasil obligasi AS, dengan dugaan bahwa kenaikan pengangguran bisa mendorong The Fed untuk menurunkan suku bunga akhir tahun ini.
Pengaruh laporan ketenagakerjaan juga terasa di pasar saham utama Wall Street, yang mengalami kenaikan pada akhir pekan sebelumnya. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan rekor tertinggi dengan kenaikan masing-masing 0,54 persen dan 0,9 persen, sementara Dow Jones naik 0,17 persen. Saham-saham seperti Tesla dan Apple menguat lebih dari 2 persen.
Namun, di kawasan Asia Pasifik, indeks saham justru mengalami penurunan pada akhir pekan lalu. Indeks Nikkei 225 Jepang stagnan, Topix turun 0,49 persen, dan Hang Seng merosot 1,27 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia mengalami penurunan 0,12 persen, sedangkan FTSE Straits Times Singapura turun 0,85 persen. Hanya KOSPI Korea Selatan yang mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 1,32 persen. Pelemahan ini dipicu oleh penurunan yang tak terduga dalam pengeluaran rumah tangga Jepang pada bulan Mei sebesar 1,8 persen, serta antisipasi investor terhadap data penjualan ritel Singapura yang akan dirilis pada Jumat mendatang.
Sumber: rri.co.id/Sn