Jakarta|EGINDO.co Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta berpeluang mencapai rekor tertinggi dengan target 7.320, sebagaimana diprediksi oleh Kepala Analis Riset Ritel BNI Sekuritas, Fanny Suherman. Fanny menyatakan bahwa IHSG akan mencoba menembus level resistance di 7.270.
Jika berhasil, target berikutnya adalah 7.320. Namun, jika gagal menembus level tersebut, IHSG berpotensi mengalami koreksi terbatas. Pasar juga masih menunggu pidato Ketua The Fed dan data inflasi dari Amerika Serikat minggu ini.
Fanny memperkirakan IHSG hari ini akan bergerak di antara level support 7.180 hingga 7.215, dengan level resistance di 7.270 hingga 7.320.
Pada penutupan perdagangan hari Senin, IHSG mengalami sedikit penurunan sebesar 0,03 persen (2 poin) setelah sebelumnya menguat selama beberapa hari terakhir.
Fanny juga mencatat adanya penjualan bersih oleh investor asing sebesar Rp46 miliar, dengan saham-saham seperti BMRI, BBRI, ASII, BBNI, dan AMMN yang paling banyak dijual. Aksi jual ini menyebabkan IHSG turun tipis sebesar 0,03 persen.
Pergerakan indeks bursa saham global menunjukkan variasi. Di Wall Street, indeks S&P 500 naik 0,1 persen dan Nasdaq Composite naik 0,28 persen, sementara Dow Jones Industrial Average turun 0,08 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi yang didorong oleh data inflasi utama dan laba dari beberapa perusahaan besar.
Di kawasan Asia Pasifik, pergerakan indeks saham mayoritas melemah pada awal pekan ini. Indeks Shanghai di Tiongkok turun 0,93 persen, Nikkei 225 di Jepang turun 0,32 persen, Hang Seng di Hong Kong melemah 1,55 persen, ASX 200 di Australia turun 0,76 persen, dan KOSPI di Korea Selatan turun 0,16 persen.
Meskipun demikian, pasar optimis bahwa penguatan bursa Asia bisa berlanjut dalam minggu ini karena adanya harapan terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed, meskipun masih akan mencermati sejumlah data ekonomi AS seperti Indeks Harga Konsumen dan Indeks Harga Produsen.
Sumber: rri.co.id/Sn